Maulana Syarif Sidi Syaikh Dr. Yusri Rusydi Sayid Jabr Al Hasani saat menggelar Ta’lim, Dzikir dan Ihya Nisfu Sya’ban (menghidupkan Nisfu Say’ban) di Ma’had ar Raudhatu Ihsan wa Zawiyah Qadiriyah Syadziliyah Zawiyah Arraudhah Ihsan Foundation Jl. Tebet Barat VIII No. 50 Jakarta Selatan, Jumat (19/4/2019). AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, aktual.com – Di era Modern saat ini, Mental seseorang semakin rendah dan buruk, itu semua karena perkembangan teknologi yang semakin pesat ini. Maka dari itu, beberapa kelompok ada yang menggaungkan semangat revolusi mental.

Maulana Syekh Yusri Rusydi Sayyid Jabr al-Hasani menjelaskan bahwa Rasulullah Saw sejak dahulu telah melakukan revolusi mental yang ada pada bangsa arab di zaman jahiliyah.

Diantaranya adalah bukan merupakan adab, seorang laki-laki menaruh bayi di pangkuannya, bahkan mereka menganggap hal ini adalah perkara yang bisa merusak harga diri, dan menunjukkan betapa lemahnya laki-laki tersebut.

Baginda nabi SAW yang merupakan orang yang paling pemberani diantara seluruh makhluk Allah dan dalam satu waktu baginda juga merupakan orang yang paling menyayangi seluruh makhluk, baginda memangku seorang bayi. Hal ini sebagaimana telah diriwayatkan oleh imam Bukhari Ra,

Aisyah Radhiyallahu Anha berkata, “Baginda Nabi SAW memangku bayi untuk mentahniknya (memasukan kurma yang sudah di makan oleh baginda ke dalam mulut bayi, agar mendapat keberkahan dari baginda SAW), lalu bayi itu kencing di pangkuan baginda, kemudian bagindapun memerintahkan untuk mengambil air dan menyiratinya,” (HR. Bukhari).

Baginda rasulullah SAW ingin mengajarkan kepada umatnya, bahwa hal ini tidak lah merusak harga diri seseorang, bahkan inilah yang disebut dengan kasih sayang. Sebagaimana baginda juga mengajarkan tentang sunnah tahnik, cara membersihkan air kencing bayi laki-laki yang belum makan selain dari ASI ibunya. Air kencing bayi laki-laki, oleh sebab sulitnya agar tidak kemana-mana, sehingga syari’at memberikan rukhsah (keringanan) dalam menghilangkan najisnya.

Adapun air kencing dari bayi perempuan, adalah harus dibasuh, karena air kencingnya hanya di bawahnya saja dan tidak kemana-mana. Dan hal ini bukanlah karena islam itu adalah agama laki-laki sebaimana dituduhkan oleh musuh-musuh islam, akan tetapi islam memperhatikan nilai kesulitan yang ada pada masalah ini. sebagaimana dalam kaidah dikatakan:
الأَمْرُ إِذَا ضَاقَ اِتَّسَعَ

“Perkara ketika sempit (sulit), maka akan menjadi luas (mudah),”

“Imam Bukhari meletakkan hadits ini pada kitab tentang adab, oleh sebab memangku anak kecil adalah bukan merupakan adab menurut pandangan bangsa arab jahiliyah,” pungkas syekh Yusri.

Waallahu a’lam

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Rizky Zulkarnain