Foto Antrian BBM di salah satu SPBU di kota Pangkal Pinang, Bangka Belitung (Antara Foto/ Resha Juhari)

Bangka Belitung, Aktual.com – Direktur Eksekutif Forum Intelektual Bangka Belitung (FIBB), Areng Permana menyebutkan Bangka Belitung kini sedang mengalami kelangkaan bahan bakar minyak (BBM). BBM yang langka ini sudah berlangsung sekitar 1-2 minggu bahkan hingga saat ini.

“Sudah sekitar 2 minggu masyarakat Bangka Belitung kesulitan mendapatkan BBM. Bahkan antrean untuk mendapatkan BBM bisa sepanjang 100 meter di Pangkal Pinang dalam sehari,” kata Areng Permana saat diwawancara Aktual.com, Senin (13/12) sore.

Areng menjelaskan salah satu faktor penyebab kelangkaan ini karena di kota Pangkal Pinang, Bangka Belitung sedang mengalami musim hujan. Namun, musim hujan bukan satu-satunya faktor kelangkaan BBM.

“Kapal milik Pertamina yang membawa stok BBM ternyata telat 3 hari datang ke sini. Parahnya lagi, stok BBM ini salah perhitungan, bukannya untuk 7 hari malah hanya bertahan 3 hari,” imbuh Areng.

Kesalahan perhitungan penggunaan BBM oleh Pertamina di Bangka Belitung menyebabkan masyarakat kesusahan mendapatkan BBM terutama Pertalite yang sering digunakan oleh motor roda dua.

“Seharusnya Pertamina menghitung ulang penggunaan BBM per hari di Bangka Belitung. Selain itu, penjualan BBM di SPBU juga harus diawasi karena ada yang menjual BBM secara ilegal,” lanjutnya.

Selain itu, harga timah yang tinggi juga berkontribusi menyebabkan kelangkaan BBM di Bangka Belitung.

Dari kasus krisis BBM di Bangka Belitung ini, Areng berharap jajaran Direktur Pertamina Regional 2 Sumbagsel mengundurkan diri karena krisis BBM ini berlangsung cukup lama.

Selain krisis BBM, Areng mengatakan di Bangka Belitung terjadi krisis gas elpiji. Gas elpiji biru mematok harga kisaran 250 ribu rupiah per tabung, padahal umumnya harga gas elpiji biru berkisar 160 ribuan.

“Gas elpiji seharusnya mengikuti harga eceran tertinggi. Tapi kalau stoknya habis, ya jadi mahal gasnya. Sudah setahun harga gas elpiji melonjak di Bangka Belitung,” tutur Areng.

Tidak hanya gas elpiji biru saja, tetapi gas elpiji hijau yang seharusnya untuk rakyat kecil juga menjadi mahal.

Areng mengatakan bahkan stok gas elpiji yang dijual hanya bertahan selama sehari. Jika telat membeli, harus menunggu sampai stoknya ada kembali.

(Shavna Dewati Setiawan)

Artikel ini ditulis oleh:

Aktual Academy