Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj (kanan) saat berdialog di Gagasan Kiai Said Menuju Muktamar NU di akun YouTube TVNU Selasa (14/12). TVNU/Aktual.com

Jakarta, Aktual.com – Saat berdialog di akun YouTube TVNU dengan tema Gagasan Kiai Said Menuju Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) Selasa (14/12), Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj ditanyai banyak hal dari masalah pendidikan,  keluarga, capaian NU selama masa kepemimpinannya, sampai pandangan tentang berbagai masalah sosial maupun politik.

Dalam kesempatan tersebut Said Aqil Siradj menuturkan bahwa NU harus terus merespon dinamika perubahan umat yang tidak boleh berubah adalah prinsip Ahlu Sunnah Wal Jamaah. 

“Yang paling penting yang tidak boleh berubah adalah prinsip Ahlu Sunnah Wal Jamaah selebihnya harus berubah dan merespon dinamika nasional dan internasional” Ujar Said.

Said Aqil Siradj mencontohkan salah satu tantangan keras yang dihadapinya adalah terkait gerakan 212. Said Aqil Siradj menilai, gerakan 212 bukan gerakan kebangkitan Islam, tapi gerakan politik.

Said menjelaskan dirinya adalah orang yang berusaha keras menolak gerakan 212. Dan pada saat itu merupakan saat yang sulit dan keras baginya, karena sebagian massa NU juga melihat itu sebagai gerakan kebangkitan Islam.

“Gerakan 212 bukan merupakan momentum untuk kebangkitan Islam, gerakan 212 adalah gerakan politik yang mengatasnamakan agama” Kata Said.

Secara garis besar, Kiai Said Aqil Siradj berniat melanjutkan capaian baiknya diberbagai bidang selama 10 tahun memimpin NU termasuk di bidang pendidikan, kesehatan dan lainnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Dede Eka Nurdiansyah