Medan, Aktual.co — Miris memang nasib yang dialami 4 bocah asuh di salah satu panti Asuhan di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumut masing-masing berinisial BTB (11 tahun), FAE (10 tahun), SP (11 tahun), dan HA (9 tahun) ini.
Ibarat pepatah, sudah jatuh ketimpa tangga pula. Bagaimana tidak, bocah-bocah tersebut, selain sudah tidak memiliki orang tua, ditambah lagi diduga mendapatkan perlakuan tidak manusiawi dari pembimbing di panti asuhan yang selama ini merawat mereka.
HA, saat ditemui wartawan, Selasa (24/2) di Sekolah Dasar (SD) mereka bersekolah, menuturkan, perlakuan tidak manusiawi itu yakni kekerasan fisik yang dilakukan guru pembimbing di panti asuhan yang akrab dipanggil ‘Kakek’. Mirisnya lagi, selain kekerasan dengan memukul, dirinya dan teman-temannya juga kerap dipaksa memakan kotoran kambing dan kotoran cicak.
“Kalau dipaksa makan kotoran Kambing saya sudah sepuluh kali dan satu kali makan kotoran Cicak. Kalau dimuntahkan satu sendok dipaksa ganti dengan memakan sepuluh sendok kotoran,” ujar salah seorang bocah, HA saat ditemui wartawan, Selasa (24/2).
Sementara itu, bocah lainnya SP yang juga mendapat perlakuan sama menceritakan, alasan hukuman memakan kotoran itu, jika dirinya dan ketiga temannya tidak mau melakukan sholat.
“Kalau nggak solat ya dipaksa makan kotoran kambing, dan kadang mau sampai lima sendok langsung dipaksa dimakan,” tutur SP.
Lebih jauh, SP mengungkapkan, apabila dirinya dan teman-temannya tidak menjalani hukuman yang diberi pembimbing mereka tersebut, ganjaran yang diterima adalah kekerasan fisik.
“Aku sudah empat kali makan kotoran Kambing, Kalau kita gak makan ya dipukullah habis-habisan,” katanya.
Menurut SP lagi, di Panti Asuhan tempat mereka tinggal selama ini, anak asuh ada sebanyak 15 orang. Rata-rata, anak-anak lainnya juga telah pernah mendapatkan hukuman memakan kotoran Kambing.
“Kami ada lima belas orang disitu, dan hanya tiga orang lagi yang belum pernah memakan kotoran kambing,” tandasnya yang juga diamini anak lainnya.
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, pihak pembimbing panti asuhan tersebut, belum berhasil dikonfirmasi wartawan.
Artikel ini ditulis oleh:

















