Tampak Ka'bah dikosongkan untuk antisipasi wabah virus corona. (foto:ist)

Jakarta, aktual.com – Maulana Syekh Yusri Rusydi menjelaskan, bahwa dunia ini pada dasarnya adalah tidak ada kesempurnaan di dalamnya. Kesempurnaan itu hanya ada di akhirat, yaitu di sorga yang telah Allah janjikan untuk para hamba-Nya yang beriman dan beramal shaleh.

“Bahkan, Ka’bah sekalipun, yang merupakan rumah Allah yang Maha Kaya dan Memberi Kekayaan, itupun tidak sempurna dan bangunannya tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh Rasulullah Saw, oleh sebab berada di dunia ini,” ucap syekh Yusri.

Rasulullah Saw berkeinginan, bahwa Ka’bah ini memiliki dua pintu, sehingga setiap orang mukmin bisa masuk dan keluar dengan mudah, serta menghendaki agar Ka’bah itu dibangun sesuai dengan pondasi yang telah dibangun oleh Nabi Ibrahim AS bersama dengan anaknya yaitu Nabi Ismail AS, dengan memasukkan hijir Ismail kedalam Ka’bah dan mengeluarkan rukun Syam dan rukun Irak.

Akan tetapi harapan Rasulullah Saw ini tidak terpenuhi semasa hidupnya, hingga akhirnya datang Abdullah bin Zubair RA sebagai khalifah umat Islam yang sudah di baiat oleh penduduk Mekkah, Madinah, Kufah, dan Yaman selama delapan tahun, dirinya membangun Ka’bah kembali seperti yang dikehendaki oleh baginda SAW.

Hingga suatu saat, datanglah tentara Hajjaj bin Yusuf At Tsaqafi sebagai utusan Marwan bin Hakam untuk membunuh Abdullah bin Zubair, dan menghancurkan Ka’bah , serta membangunnya kembali seperti bangunan yang ada pada masa Rasulullah Saw.

Ketika datang khalifah Harun Ar Rasyid, beliau meminta pendapat kepada Imam Malik RA untuk membangun Ka’bah kembali seperti yang diinginkan oleh Rasulullah Saw, akan tetapi beliau tidak mengizinkannya, dan berkata, “Saya tidak akan membiarkan Ka’bah ini sebagai bahan permainan para penguasa,”.

Sehingga hilanglah kewibawaan Ka’bah ini di mata mereka, maka dibiarkanlah seperti apa adanya, yaitu dengan tidak memasukkan hijir Ismail ke dalam ka’bah, serta membiarkan rukun Syam dan rukun Irak masuk kedalamnya.

Oleh sebab itulah, Rasulullah Saw tidak menyentuh rukun Syam dan Yaman di dalam thawafnya. Ketika kita melewati rukun hajar, maka kita disunnahkan tiga hal, yaitu menyentuh, mencium dan bersujud kepadanya. Adapun rukun Yaman, kita hanya disunnahkan untuk menyentuhnya.

Wallahu A’lam.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Rizky Zulkarnain