Lampung, Aktual.com – Balai Karantina Pertanian Kelas I Bandar Lampung mencatat sepanjang Januari hingga Desember 2021 nilai ekspor komoditas pertanian di Lampung mencapai Rp14,1 triliun.

Kepala Balai Karantina Pertanian Lampung, Muhammad Jumadh mengungkapkan dalam empat tahun terakhir, jumlah ekspor komoditas pertanian di wilayahnya melonjak hingga 233 persen.

“Dalam kurun waktu empat tahun dari 2018-2021, ekspor komoditas pertanian asal Lampung meningkat 233 persen,” kata Kepala Balai Karantina Pertanian Lampung Muh Jumadh di Bandar Lampung, Jumat (31/12).

Dia menyebutkan pergerakan ekspor pertanian dari Lampung dalam kurun waktu empat tahun terakhir yakni di 2018 mencapai Rp5 triliun, 2019 Rp8,1 triliun, 2020 Rp10 triliun, dan 2021 Rp14,1 triliun.

“Sebagaimana arahan pemerintah pusat terkait program tiga kali lipat ekspor, harapan kita dalam waktu dekat ini bisa mencapai tiga kali lipat ekspor dan bahkan di akhir 2024 kita bisa lebih dari itu,” ujarnya.

Ia mengatakan bahwa komoditas pertanian yang diekspor tersebut terdiri atas hortikultura, perkebunan, pangan, kehutanan dan lain-lain seperti kopi biji, tepung tapioka, palm kernel expeller, minyak sawit mentah, lada biji, nanas, dan cabai jawa.

“Komoditas pertanian asal Lampung ini diekspor ke berbagai negara di antaranya, China, New Zealand, Spanyol, Vietnam, Italia, Korea Selatan, Australia, India, Maroko, Prancis, Rusia, Pakistan, maupun Jerman,” kata dia.

Jumadh mengatakan bahwa saat ini Balai Karantina Pertanian tengah fokus mendorong komoditas unggulan lain di Lampung untuk diekspor ke mancanegara.

“Jadi, nanti tak hanya volume ekspor yang ditingkatkan, namun juga peningkatan jumlah negara tujuan, sesuai dengan yang digaungkan oleh Kementerian Pertanian melalui Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks),” katanya.

Ia pun mengungkapkan bahwa di tahun ini, Badan Karantina Pertanian Lampung mencatat sertifikasi ekspor yang dilakukan pihaknya naik 1,67 persen jika dibandingkan tahun 2020.

“Kami catat bahwa untuk sertifikasi ekspor yang dilakukan oleh Karantina Pertanian Lampung pada tahun 2021 naik menjadi 9.077 sertifikat yang sebelumnya 8.928 pada tahun 2020 atau meningkat 1,67 persen,” kata dia.

Pada penghujung tahun 2021 ini, Lampung menyumbang nilai ekspor Rp674,4 miliar dengan volume 85,04 ton dalam acara Gebyar Ekspor yang dilakukan serentak di 34 provinsi dengan total nilai Rp14,4 triliun dan volume 1,3 juta ton.

Komoditas pertanian tersebut di antaranya biji kopi, minyak sawit, biji lada, nanas irisan, tepung tapioka, santan kelapa, buah pisang, kelapa parut, sabut kelapa, kayu manis, lengkuas, dan asam kranji yang dikirim ke 63 negara tujuan.

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi (tengah) saat berdialog dengan para UPT Pertanian di Lampung, Selasa (22/12). Foto: Aktual/Hilmi
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi (tengah) saat berdialog dengan para UPT Pertanian di Lampung, Selasa (22/12). Foto: Aktual/Hilmi

Sebelumnya, saat menerima kunjungan Wakil Menteri Pertanian, Harvick Hasnul Qolbi di Kota Bandar Lampung pada Rabu (22/12) lalu, Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Bandar Lampung, Muhammad Jumadh menyampaikan bahwa pencapaian ekspor pertanian di Provinsi Lampung sudah cukup baik. Pasalnya, dalam program Kementan terkait dengan tiga kali lipat ekspor sepanjang 2019-2024 sudah separuhnya terealisasi.

Menurut Jumadh, pada tahun 2020 saja, total ekspor pertanian Lampung mencapai Rp10 triliun lebih. Jumlah ini tumbuh menjadi Rp14,1 triliun hingga akhir 2021.

“Untuk Lampung targetnya, Alhamdulillah ini sudah tahun ke-2, angkanya hampir 50 persen. Artinya jumlahnya sudah 1 setengah kali lipat, dan insyaAllah target 3 kali lipat ekspor pada 2024 akan tercapai,” ungkapnya kepada Wamentan Harvick.

Selain itu, untuk mendorong eksportir baru, dirinya memberikan bimbingan teknis (bimtek) kepada para petani milenial. Bimtek itu juga menjadi sarana untuk mengubah mainset masyarakat yang akan menjadi eksportir dengan menggunakan digital marketing.

Artikel ini ditulis oleh:

A. Hilmi