Jakarta, Aktual.co — Berbeda dengan para Duta Besar negara-negara lain yang ditempatkan di Baghdad, Irak, yang cenderung mencari aman, Duta Besar RI untuk Irak, Safzen Noerdin, adalah figur yang menarik.
Safzen berani mengambil risiko dan menanggung ancaman keamanan, “blusukan” ke daerah-daerah di Irak dan menemui warga Indonesia di sana, demi kepentingan tugas. Padahal Irak adalah tergolong daerah berbahaya.
Demikian pengamatan Redaktur Senior Aktual.co, Satrio Arismunandar, pada Selasa (24/2). Aktual.co sempat ikut “blusukan” bersama Dubes RI di kawasan Kurdistan, Irak Utara, dan kemudian pulang ke Kedutaan Besar RI di Baghdad.
Dubes Safzen, yang mantan Komandan Korps Marinir TNI-Angkatan Laut, menemui sekitar 100 pekerja Indonesia di wilayah Halabja, Kurdistan, Irak Utara.
Para pekerja itu sedang mengerjakan proyek pengolahan air untuk perkotaan, di bawah kontraktor Korea Selatan, Ssang Yong. Safzen menunjukkan perhatian serius pada kondisi pekerja dan tidak-adanya surat kontrak kerja dari mayoritas mereka.
Setelah itu, Safzen mengadakan pertemuan di sebuah hotel dengan warga Indonesia yang bekerja di Erbil, masih di wilayah Kurdistan. Sekitar 100 warga hadir, meskipun diperkirakan total ada 900 pekerja Indonesia di Erbil, dan sekitar 90 persen-nya adalah tenaga kerja wanita (TKW).
Masalahnya tidak semua warga tercatat, karena para TKW masuk langsung ke Erbil melalui agen dan tidak melapor ke KBRI Baghdad.
“Ketika awal ditugaskan di Irak dan baru tiba di Baghdad, ada staf KBRI yang bilang agar saya duduk manis saja, dan semua urusan akan dikerjakan oleh mereka. Tapi, saya tidak mau,” ujar Safzen pada Aktual.co.
“Saya bilang pada staf, saya mau ikut terlibat dan mau tahu apa saja yang kalian kerjakan.” (Laporan: Satrio Arismunandar)
Artikel ini ditulis oleh:

















