Jakarta, Aktual.co — Langkah cepat pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia yang menarik Duta Besar (Dubes) RI Toto Riyanto dari Brasil dinilai sebagai tindakan yang semestinya.
Penarikan dubes sebagai respon dari perlakuan Presiden Brasil Dilma Rousseff yang melecehkan Indonesia sebagai sebuah negara merdeka.
Demikian disampaikan Anggota Komisi I DPR RI, Ahmad Zainuddin dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Selasa (24/2).
Kendati demikian, pemerintah Indonesia bisa saja mengambil sikap tegas, menyusul akan adanya sikap politik lanjutan baik oleh pemerintah Brasil maupun Australia, sebelum pelaksanaan hukuman mati yang melibatkan warga negaranya. Karena itu, pemerintah Indonesia disarankan menaikkan level respons tindakan diplomatiknya.
“Sikap kita juga harus simetris dengan sikap mereka. Jangan juga terkesan berlebihan seperti kebakaran jenggot. Saya yakin hubungan bilateral lainnya baik-baik saja,” ucapnya.
Sebelumnya, Dubes RI untu Brasil, Toto Riyanto, ditolak Presiden Brasil Dilma Rousseff saat akan menyerahkan credential atau surat kepercayaan sebagai duta besar, Jumat (20/2). Padahal saat itu Dubes Toto telah berada di Istana Kepresidenan Brasil Palacio do Planalto.
Presiden Brasil Dilma Rousseff beralasan hanya menunda sementara credential dari Dubes RI Toto Riyanto, namun tidak menyebutkan alasan yang jelas.
Penolakan tersebut diduga kuat terkait kebijakan pemerintah Indonesia yang menghukum mati para gembong narkoba.
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang

















