Jakarta, Aktual.com – Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebutkan, Pembelajaran Tata Muka (PTM) di Jakarta untuk sementara masih dengan kapasitas 100 persen.

“Sementara masih dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ada. Sejauh ini Pemprov DKI Jakarta masih memenuhi syarat dilaksanakan PTM 100 persen terbatas,” kata Riza di Balai Kota Jakarta, Selasa (11/1) malam.

Hal itu disampaikan terkait ditemukannya seorang siswa SMAN 71 Duren Sawit, Jakarta Timur, terpapar varian Omicron.

Meski demikian, mantan anggota DPR tersebut mengatakan, evaluasi tentu terus dilakukan untuk memantau jalannya proses PTM 100 persen di Jakarta.

“Setiap hari, setiap minggu, dua minggu, sebulan terus kita evaluasi dari internal sampai berjenjang ke tingkatan atas,” kata Riza.

Riza menyebutkan segala masukan dan saran dari warga hingga asosiasi wali murid menjadi pertimbangan Pemprov DKI Jakarta dalam melanjutkan kegiatan PTM yang saat ini masih memenuhi persyaratan sebagaimana diamanatkan dalam SK Bersama 4 menteri.

Sejumlah pelajar mengikuti sosialisasi keselamatan berlalu lintas di SMKN 29 Jakarta, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (5/1/2022). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/nym.

Terlebih, kata dia, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tidak bisa serta merta menutup ribuan sekolah karena ada temuan kasus positif COVID-19 ataupun Omicron di satu sekolah. Namun Pemprov DKI Jakarta akan menghentikan sementara proses PTM di sekolah yang ditemukan kasus COVID-19.

“Ada kasus satu, dua tidak berarti menunda semua PTM. ‘Treatment’-nya seperti yang kita ketahui ditutup untuk sementara (sesuai SKB). Kemudian di Jakarta sekolahnya ribuan. Masa’ ditemukan kasus di satu dua sekolah, terus menutup ribuan sekolah. Semua kan diskrining setiap sekolah,” katanya.

PTM di SMAN 71 Duren Sawit, Jakarta Timur, dihentikan sementara setelah ada temuan ibu dan anak di Jatinegara, Jakarta Timur, terkonfirmasi positif COVID-19 varian Omicron.

Meski demikian, Lurah Cipinang Cempedak Abdul Muin menepis siswa tersebut terpapar Omicron karena penularan di sekolah. Terlebih ibu dan anak tersebut memiliki riwayat perjalanan ke luar kota.

Abdul menuturkan ibu dan anak itu pada 3 Januari lalu sempat menyambangi sekolah untuk mengambil rapor. Namun keduanya tidak berinteraksi dengan warga maupun tamu sekolah.

Karena merasakan gejala COVID-19, akhirnya ibu dan anak itu dites PCR COVID-19 pada 4 Januari. Setelah dinyatakan positif COVID-19, dilanjutkan dengan pemeriksaan “whole genome sequencing” (WGS) untuk mengetahui jenisnya.

Setelah hasil WGS keluar, ibu dan anak itu dinyatakan positif terpapar Omicron.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
As'ad Syamsul Abidin