Jakarta, aktual.com – KH. Muhammad Danial Nafis menjelaskan dalam kajian kitab Sirrul Asrar bab Khalwat, bahwa Khalwat pada hakikatnya memiliki dua bentuk yaitu lahir dan batin.
Khalwat dalam bentuk lahir yaitu ketika ia mampu mengasingkan dirinya dari orang lain sehingga ia tidak menyakiti hati orang tersebut karena akhlak yang masih buruk dan belum mampu menangani hawa nafsu.
Selain itu juga, ia harus mampu menjaga kaum muslimin dari kejahatan yang diperbuat dirinya, sebagaimana Rasulullah Saw bersabda,
المسلم من سلم المسلمون من لسانه و يده
“Muslim sejati adalah yang menjaga kaum Muslimin dari (bahaya) lisan dan tangannya,”
Akan tetapi, arti Khalwat disini menurut Kyai Nafis bukan menjadikan seorang Ahli Thoriqah alergi terhadap dunia luar lebih-lebih dalam hal perpolitikan. Karena banyak di antara ulama-ulama zuhud serta ahli Khalwat yang justru memberikan pengaruh baik terhadap politik.
“Ahli Thoriqah jangan alergi terhadap politik karena banyak perubahan berawal dari politik serta banyak ulama jaman dulu yang memberikan pengaruh terhadap politik,” ucapnya.
Adapun khalwat batin yaitu ketika ia berusaha tidak memasukkan pikiran-pikiran hawa nafsu setan ke dalam kalbunya seperti hobi makan, minum, mencintai binatang dan popularitas. Sebagaimana Rasulullah Saw bersabda,
الشهرة ٱفة و كل ما يتمناها و الخمول راحة م يتوقاها
“Popularitas adalah bencana termasuk apa saja yang mengarah kepadanya. Sedangkan, menenggelamkan diri dan segala sesuatu yang mendorongnya adalah kedamaian,”
Ketika seorang Ahli Thoriqah telah mampu menjalani dua bagian dalam khalwat tersebut, menurut Kyai Nafis, ia akan memancarkan energi positif sehingga menarik perhatian orang lain untuk senantiasa dekat kepada Allah Swt, bahkan hanya dengan melihat dirinya.
“Memancarkan cahaya dan memberikan energi positif bagi orang di sekelilingnya, hanya dengan melihatnya saja hati temannya merasa adem dan ingin dekat dengan Allah SWT,” ungkapnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain