Tangerang, Aktual.com – Pemerintah Kota Tangerang di Provinsi Banten memutuskan untuk menghentikan sementara kegiatan pembelajaran tatap muka di tingkat pendidikan anak usia dini hingga sekolah menengah pertama mulai Rabu (26/1) menyusul peningkatan kasus penularan COVID-19 di wilayahnya.
Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mengatakan bahwa mulai Rabu (26/1) kegiatan belajar mengajar di tingkat pendidikan anak usia dini hingga sekolah menengah pertama akan dilaksanakan dari jarak jauh via daring.
“Kenaikan kasusnya dalam beberapa hari terakhir cukup drastis, makanya untuk menjaga anak-anak mulai besok proses belajar mengajar kembali online (daring) untuk sementara,” katanya di Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Selasa.
“Semoga kasusnya bisa segera turun, dan anak-anak bisa kembali ke sekolah,” kata dia.
Wali Kota menjelaskan, keputusan untuk menghentikan sementara kegiatan pembelajaran tatap muka di sekolah diambil berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan pembelajaran tatap muka penuh dan masukan dari organisasi profesi medis.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Dini Anggraeni sebelumnya mengatakan bahwa kasus penularan COVID-19 kembali meningkat di Kota Tangerang.
“Kasus harian Kota Tangerang di awal tahun hanya satu digit, tertinggi hanya tujuh kasus. Dua minggu terakhir ini, terlihat angka terus meningkat jadi dua digit dan sekarang sudah ratusan kasus per harinya. Jangan anggap remeh,” katanya.
Sebagai gambaran, menurut data Dinas Kesehatan Kota Tangerang pada 12 Januari 2022 hanya ada 17 kasus COVID-19 namun pada 23 Januari 2022 jumlahnya sampai 155 kasus per hari.
Dini mengatakan bahwa rumah isolasi terkonsentrasi (RIT) dan rumah sakit juga sudah kembali terisi pasien COVID-19.
Menurut dia, saat ini sebanyak 24 pasien COVID-19 tercatat menempati RIT Jurumudi Baru yang berkapasitas 70 tempat tidur dan ada 91 pasien COVID-19 yang menjalani perawatan di 13 rumah sakit.
Ia mengatakan bahwa tingkat keterisian tempat tidur pasien di RIT sekitar 34 persen dan tingkat keterisian tempat tidur pasien di rumah sakit sekitar 11 persen.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Dede Eka Nurdiansyah