Jakarta, Aktual.co — Inflasi Prancis di bulan Januari 2015 lalu berubah menjadi negatif. Hal ini pertama kalinya terjadi dalam lima tahun terakhir dan menambah kekhawatiran deflasi di zona Euro.

Penurunan harga mencapai 0,4 persen dari tahun sebelumnya, dengan biaya energi yang turun 7,1 persen, menyusul penurunan harga minyak dunia.

Pada bulan lalu, Bank Sentral Eropa (ECB) mengumumkan, stimulus untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menghindari deflasi dan menjaga agar inflasi tetap di bawah dua persen. Angka yang dirilis tersebut memperkirakan, deflasi di Zona Euro mengalami percepatan, dengan nilai mata uang yang turun 0,6 persen dari tahun sebelumnya.

Sementara itu, penurunan biaya energi berpengaruh terhadap beberapa harga, dan yang dikhawatirkan adalah pertumbuhan ekonomi yang lemah di zona euro menyebabkan deflasi yang terus-menerus.

Penurunan harga tersebut bisa berbahaya bagi perekonomian, jika mengarah kepada konsumen dan bisnis yang menunda pengeluaran dan investasi hingga harga yang lebih rendah di masa depan.

Terakhir kali inflasi tahunan negatif di Prancis yaitu, di bulan Oktober 2009, ketika mencapai -0,2 persen. Harga di Prancis selama Januari turun 1,1 persen dari Desember, akibat dari penjualan musim dingin.

Fund Manager Perancis, Yannick Naud menerangkan, bahwa sektor ritel saat ini mulai mengkhawatirkan. Dan hal tersebut menjadi salah satu tanda bahwa ekonomi Prancis berada dalam kesulitan.

“Diskon pada Natal lalu jauh lebih berat dari yang diharapkan oleh para ekonom. Jika sektor ritel tidak melakukan hal dengan sangat baik, dan harus bergantung pada diskon, maka mungkin menjadi tanda negatif bagi perekonomian,” ujar Naud demikian lapor laman BBCBusiness, Senin (23/2).

Secara terpisah, anggota Zona Euro Finlandia juga mengumumkan, bahwa tingkat inflasi berubah menjadi negatif pada bulan Januari.

Harga turun 0,2 persen dari tahun sebelumnya. Menurutnya, hal tersebut merupakan yang pertama kalinya terjadi di Finlandia sejak Januari 2010 lalu.

Artikel ini ditulis oleh: