Salah satu program desa Sukorambi dalam pembinaan dan pemberdayaan petani sayur. Foto: Aktual/Aminudin Aziz
Salah satu program desa Sukorambi dalam pembinaan dan pemberdayaan petani sayur. Foto: Aktual/Aminudin Aziz

Jember, Aktual.com – Produsen sayur mayur terbesar di Jember, yakni Desa Sukorambi Kecanatan Sukorambi, meminta agar pemerintah memberikan regulasi soal penggunaan produksi lokal. Dari data yang ada, Desa Sukorambi mampu menyuplai kebutuhan sayuran sebesar 90 persen di pasar induk Jember, yakni Pasar Tanjung.

Menurut Soim Abdullah, Kepala Desa Sukorambi, hampir seluruh pedagang sayuran yang ada di pasar Tanjung adalah warganya.

“Hampir 90 persen penyuplai sayuran di pasar Tanjung adalah warga sini, dan ini menjadi komoditas unggulan desa kami, banyak sayuran yang tumbuh subur disini, mulai dari lobak, sawi, bayam merah, selada dan beberapa komoditas sayuran lainnya,” ujarnya, Selasa (15/2).

Soim menjelaskan, bahwa faktor tekstur tanah yang subur dan juga pupuk kandang yang melimpah, membuat tanaman sayuran di desanya tumbuh subur. Namun sayangnya, hingga kini belum ada regulasi atau anjuran dari pemerintah kabupaten, agar restoran, hotel dan gerai swalayan untuk mempergunakan produk lokal Jember.

“Saya yakin, kalau pemberdayaan dan adanya pendampingan, sayuran dari desa kami bisa lebih baik lagi, apalagi banyak pedagang dari luar Jember seperti dari Bondowoso, Lumajang mengambil sayuran dari Pasar Tanjung,” beber Soim.

Sementara Bambang Saputra, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM, menyatakan bahwa potensi komoditas sayuran warga di Kabupaten Jember seperti petani sayuran di Desa Sukorambi, bisa saja diupayakan untuk masuk ke pasar atau toko modern, tentunya tetap mengacu pada regulasi yang ada.

“Ya pihak Disperindag bisa membantu memfasilitasi petani sayur di Kabupaten Jember, seperti petani sayur di Desa Sukorambi agar komoditas sayuran ini bisa masuk ke toko modern, tentu juga harus sesuai regulasi yang ada, seperti kualitas, dan juga kuantitas, dan untuk meningkatkan kualitasnya, tentu harus ada pendampingan juga dari dinas lain terutama dalam menanamnya,” ujarnya.

(Aminudin Azis)

Artikel ini ditulis oleh:

A. Hilmi