Jakarta, aktual.com – Memohon atau berdoa kepada Allah Swt adalah bukti bahwasanya diri kita merupakan jiwa yang sangat lemah.
Berkaitan dengan doa Syekh al-Jurdani dalam kitab Jawahirul Lu’luiyyah menceritakan sebuah kisah yang cukup menarik yaitu tentang keutamaan berdoa hanya kepada Allah. Berikut kisahnya:
Suatu ketika terdapat dua orang laki-laki yang buta duduk di depan rumahnya Ummu Ja’far, seorang wanita yang disifati sangat pemurah.
Ketidakmampuan mereka untuk melihat membuatnya tidak dapat bekerja, oleh karena itu, mereka hanya pasrah menunggu keajaiban datang kepada mereka.
Saat itu, salah satu dari keduanya berdoa kepada Allah Swt dengan do’a,
اللهم أعطني من فضلك
“Ya Allah berilah aku daripada keutamaan-Mu,”
Sedangkan yang lain berdoa,
اللهم أعطني من فضل أم جعفر
“Ya Allah berilah aku daripada keutamaan Ummu Ja’far,”
Seketika itu, Ummu Ja’far mendengar doa mereka karena memang mereka berdoa di depan pintu rumahnya sehingga terdengar suara dari keduanya.
Setelah itu, Ummu Ja’far senantiasa memberikan kepada orang yang pertama berupa 2 Dirham sedangkan orang yang kedua selalu diberi dua buah roti, dan ayam yang dipanggang serta di tenggorokannya di isi uang sebanyak 10 Dinar. Akan tetapi, ia tidak mengetahui ada 10 Dinar di tenggorokan ayam tersebut.
Kemudian, laki-laki buta yang mendapatkan 10 Dinar tersebut berkata kepada temannya, “Berilah 2 Dirham di tanganmu, dan bawalah ayam ini untuk anak-anakmu,”
Setelah itu, Ummu Ja’far bertanya kepada laki-laki yang diberi 10 Dinar, “Apakah pemberianku mencukupi kebutuhanmu?”
“Demi Allah, tidak, sesungguhnya ketika engkau memberikan dua roti dan satu ayam aku menjualnya kepada temanku untuk mendapatkan dua dirham,” ucap sang laki-laki.
Ummu Ja’far yang mendengar perbuatan sang laki-laki berkata, “Benar apa yang dilakukan temanmu, ia berdoa meminta kepada Allah dengan keutamaan-Nya, sehingga Allah membuat dirinya berkecukupan walaupun ia tidak berniat, sedangkan engkau meminta dengan keutamaan aku sehingga Allah mengharamkan dirimu dari berkecukupan,”
Waallahu a’lam
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain