Jember, Aktual.com – Respon ini dilakukan dengan mendatangi langsung sejumlah distributor pupuk Jember melalui sidak bersama jajaran Forkopimda, Kamis (10/3).

Dalam sidak tersebut, Bupati menemukan adanya pengurangan pupuk bersubsidi di Kabupaten Jember. “Hari ini kami bersama dengan pak Kapolres, Dandim, Wakajari, dan dari PN melakukan sidak gudang distributor pupuk, dan memang ada persoalan pada pendistribusiannya, dimana jatah pupuk bersubsidi di Kabupaten Jember ada pengurangan sampai 49 persen, sedangkan pupuk non subsidi hanya ada 10 persen, sehingga ada kekosongan atau kekurangan pupuk sekitar 40 persen,” ujar Bupati Jember H. Hendy Siswanto.
Kondisi inilah yang menyebabkan ketersediaan pupuk di Kabupaten Jember menjadi langka, dan hal ini tidak hanya terjadi di Kabupaten Jember saja, akan tetapi di beberapa daerah juga mengalami hal yang sama soal ketersediaan pupuk bersubsidi.
“Dari perbandingan tersebut, dimana Kabupaten Jember hanya mendapatkan jatah pupuk bersubsidi 49 persen dan non subsidi 10 persen, maka ada kekosongan pupuk sebesar 40 persen, dan ini siapa yang harus mengisi? Tadi juga ada penjelasan dari pemilik Kios, jika ada beberapa jenis pupuk yang bisa memenuhi kebutuhan 40 persen tersebut, namun harganya cukup mahal,” ujar Bupati.
Tidak hanya itu, Bupati juga menemukan fakta, jika ada beberapa petani yang membeli pupuk dengan sistem diambil dimuka pada saat musim tanam pertama, sehingga pada saat musim tanam kedua dan ketiga, tidak sedikit yang akhirnya kesulitan mendapatkan pupuk.
“Tadi juga ada penjelasan dari pemilik kios, jika dalam satu tahun 3 kali musim panen, tidak sedikit petani kita yang mendapatkan jatah sesuai RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) diambil semua pada saat musim tanam pertama, sehingga pada saat musim tanam kedua dan ketiga, mereka kesulitan mendapatkan pupuk,” jelas Bupati.
Dalam waktu dekat pihaknya akan mengundang Gapoktan dan mengajak duduk bersama untuk menentukan kebijakan terkait sistem pembelian seperti ini. “Ini yang harus disikapi dan akan kami akan mengajak gapoktan untuk membahas persoalan ini dan akan ada kebijakan dan harus membuat disiplin para petani dalam penguanaan pupuk,” bebernya.
Bupati juga meminta kepada petani agar pandai menyiasati dalam pengunaan pupuk, selain itu, data kebutuhan pupuk para petani antara distributor dengan Kios harus linier dan sama. (*)

Artikel ini ditulis oleh:

Aminuddin Aziz