Jember, Aktual.com – Event yang digelar pertama kali di Kabupaten Jember ini diselenggarakan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pakusari Jember, Senin (14/3).
Kegiatan tersebut berlangsung hingga 5 hari kedepan atau berakhir pada tanggal 18 Maret 2022.
Menurut Bupati Jember Hendy Siswanto, yang membuka acara Festival Daur Ulang Sampah, kepada wartawan mengatakan, bahwa dirinya mengapresiasi temuan dari teman-teman di Dinas Lingkungan Hidup dan juga para relawan yang peduli sampah. Temuan ini dianggap luar biasa mengingat setiap hari di Kabupaten Jember ada 800 ton sampah yang dikelola.
“Ini temuan yang luar biasa, dan saya mengapresiasi teman-teman LH dan teman-teman relawan yang peduli akan keberadaan sampah Jember, mereka bisa menyulap sampah yang awalnya menjijikkan menjadi sampah yang menjanjikan,” ujar Bupati Hendy.
Selain itu, Bupati menuturkan bahwa adanya edukasi dalam Festival ini, dimana bisa menciptakan peluang kerja serta memiliki nilai ekonomis, dan pihak Pemkab Jember akan mensupport apa yang dibutuhkan oleh relawan dan DLH untuk menjadikan sampah-sampah ini menjadi nilai ekonomis.
“Kami melihat ada beberapa produk yang bisa dihasilkan dari festival daur ulang sampah ini, mulai dari kerajinan tangan, gas metan dan juga magot . Tentu untuk menjadikan ini semua dibutuhkan peralatan dan Pemkab akan mensupport apa yang dibutuhkan teman-teman LH dan para relawan ini,” tutupnya.
Untuk sampah yang didaur ulang menjadi gas metan, Bupati menilai bahwa dari sisi hasil memang sudah nampak, namun apakah gas metan tersebut sudah layak untuk dijadikan bahan bakar memasak, masih harus diperlukan uji lab, apakah gas metan ini sudah layak untuk memasak.
“Untuk gas metan, masih diperlukan uji lagi, sama halnya dengan bricket, ada yang untuk bahan bakar pabrik tapi tidak layak untuk bahan bakar masak, sama dengan gas metan ini, jadi perlu dilakukan uji lab,” bebernya.
Sedangkan mengenai magot, pihaknya akan mengupayakan agar bisa memberi nilai ekonomis yang banyak dicari oleh peternak ikan. “Untuk magot, nanti pemkab akan membantu dengan cara menggandeng komunitas pecinta ikan cupang atau ikan Koi, di Jember ini kan sudah ada komunitasnya, tinggal nanti kita kemas dengan berbagai festival KOI maupun cupang, sehingga bisa mendongkrak penjualan magot,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Aminuddin Aziz