Jakarta, aktual.com – Maulana Syekh Yusri Rusydi menjelaskan dalam pengajian kitab Bahjat Annufusnya, bahwa apabila kita benar-benar dalam taat kepada Allah, maka Allah akan mengangkat kegundahan hati kita dalam masalah rizki.
Allah Swt telah menjadikan pedang sebagai wasilah untuk berjihad di jalanNya, dimana jidad ini adalah merupakan diantara ibadah-ibadah yang agung dalam mencapai ridha-Nya. Dan Allah pun menjadikan rizki di dalamnya, yaitu ketika umat islam menang dalam peperangan, maka ghanimah (harta rampasan perang) halal bagi mereka.
“Urutan dalam derajat keutamaan rizki ialah dimulai dari harta yang didapat dari ghanimah, harta hasil keringat sendiri, harta hasil dari berkebun dan bercocok tani, harta hasil dari berdagang, dan yang paling rendah ialah harta yang didapat dari harta waris,” tambah syekh Yusri.
Dalam kitab ini dijelaskan, bahwa ketaatan dan melakasanakan perintas Allah mampu mendatangkan rizki, sebagaimana dikuatkan oleh Al-Qur’an dan As-Sunnah. Allah Swt telah berfirman:
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى
“Dan perintahkanlah keluargamu untuk menunaikan shalat, dan bersabarlah untuknya. Kami tidak pernah meminta rizki darimu, akan tetapi Kamilah yang member rizki untukmu. Akhir yang baik adalah bagi mereka yang bertakwa,” (QS. Taha: 132).
“Sesuatu yang disisi Allah tidaklah akan pernah didapat kecuali dengan taat kepada-Nya,”.
dalam hadits lain dikatakan, bahwa, “Allah menanggung rizki para pencari ilmu,” sebagaimana imam Abu Jamrah Ra menyebutkan dalam kitab Bahjat An-Nufusnya. Hal ini oleh sebab mereka para pencari ilmu menyibukkan diri mereka dengan ketaatan, sehingga Allah Swt menanggung rizki mereka tanpa susah payah dan ikhtiar sababnya.
Dalam hadits dikatakan, bahwa:
جُعِلَ رِزْقِى تَحْتَ ظِلِّ رُمْحِى
“Rizkiku berada pada bayangan tombak-Ku,” (HR. Bukhari).
Imam Abu Jamrah mengatakan, bahwa hadits ini mengajak kita untuk senantiasa konsisten istiqimah dalam beribadah kepada Allah Swt, dan tidak menoleh kepada hal-hal yang terjadi ditengah-tengah kita melaksankan ibadah tersebut, karena apabila kita bersungguh-sungguh dalam mengerjakannya, maka Allah Swt telah menyiapkan yang terbaik untuk hamba-Nya.
Wallahu A’lam.
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain