Surabaya, aktual.com – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Surabaya berharap dari sekitar 1.000 guru taman pendidikan Al Quran tidak ber-KTP Surabaya namun telah bekerja selama belasan hingga puluhan tahun, mendapat jasa pelayanan.
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Surabaya Achmad Muhibbin Zuhri di Surabaya, Rabu (27/4), mengaku prihatin dengan kondisi tersebut.
Apalagi, lanjut dia, uang jaspel (jasa pelayananan) itu tentu sudah dinantikan oleh para ustadzah (guru taman pendidikan Al Quran/TPQ) yang sudah mengabdikan dirinya untuk kemaslahatan Surabaya.
“Apalagi menjelang lebaran tahun ini. Meskipun jumlahnya tidak seberapa, tentu akan memberikan kegembiraan untuk mereka,” kata Muhibbin.
Tentang ketentuan/persyaratan penerima harus ber-KK/KTP Surabaya, Muhibbin mengatakan, harus ada perubahan aturan, atau memberikan narasi istisna (pengecualian), bahwa penerima jaspel atau bantuan lain dari APBD Surabaya adalah warga Surabaya dan pihak-pihak yang jasanya dirasakan langsung oleh warga Surabaya.
Menurut dia, para guru TPQ yang terhambat itu memang bukan warga Surabaya, tapi jasa dan pekerjaannya jelas dirasakan langsung oleh anak-anak warga Surabaya. “Jadi saya berharap sangat dinas terkait membaca hal ini lebih komprehensif,” ujar dia.
Wakil Ketua DPRD Surabaya Laila Mufidah mengatakan, para tenaga pendidik TPQ di Kecamatan Rungkut sebelumnya mengeluhkan tidak bisa dapat jaspel karena tidak warga Surabaya. “Saya kasihan mereka karena sudah puluhan tahun mengajar di TPQ,” kata Laila.
Menurut dia, kebijakan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi yang memprioritaskan pemberian jaspel Rp500 perbulan yang saat ini dirapel selama tiga bulan (Januari, Februari dan Maret) untuk warga ber-KK Surabaya dinilai sudah tepat.
Hanya saja, lanjut dia, kebijakan yang diterapkan menjalang Hari Raya Idul Fitri tersebut dianggap kurang tepat karena pada saat itu semua orang membutuhkan biaya untuk kebutuhan selama lebaran.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya mengatakan, ada sebanyak 10.477 pendidik TPQ dan sekolah minggu se-Surabaya menerima jaspel atau apresiasi sebesar Rp500 ribu perbulan.
“Jaspel selama tiga bulan (Januari, Februari dan Maret) belum dicairkan, jadi saya minta untuk bulan ini dicairkan semuanya,” kata Eri.
Wali Kota Eri mengatakan, untuk ke depannya, pihaknya minta jaspel dicairkan tiap bulan, sembari Kementerian Agama (Kemenag) dan Pemkot Surabaya melakukan evaluasi, apakah ada perubahan-perubahan di masing-masing TPQ dan sekolah minggu itu.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Rizky Zulkarnain