Masyarakat Badui Kabupaten Lebak, Banten dalam suatu acara tradisi. ANTARA/Mansur

Lebak, Aktual.com – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lebak, Banten, menggelar upacara perayaan “Seba Badui” pada 6 Mei 2022 sebagai bentuk rasa syukur masyarakat adat Badui terkait dengan hasil pertanian padi huma, palawija, dan hortikultura.

“Kami berharap perayaan ‘Seba Badui’ dapat menarik wisatawan domestik hingga mancanegara,” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lebak Imam Rismahayadin di Lebak, Jumat.
Perayaan “Seba Badui” di Gedung Pendopo Kabupaten Lebak akan dihadiri ratusan masyarakat Badui Dalam dengan kekhasan berpakaian putih, celana putih, dan lomar atau kain penutup kepala yang juga berwarna putih.
Masyarakat Badui Dalam yang tersebar di Kampung Cibeo, Cikawartana, dan Cikeusik hingga saat ini masih kuat menghidupi adat setempat.
Mereka berpergian ke manapun berjalan kaki dan dilarang naik kendaraan.
Masyarakat Badui Luar dengan kekhasan pakaian hitam, celana hitam, dan lomar berwarna biru menerima modernisasi menggunakan kemajuan digital dan internet melalui telepon pintar sehingga bisa berkomunikasi melalui media sosial.
Selain itu, warga Badui Luar ke manapun berpergian dibolehkan menggunakan angkutan, mobil, dan sepeda motor.
“Kami berharap ‘Seba Badui’ Tahun 2022 berjalan lancar,” katanya.

SementaTetua Adat Badui yang juga Kepala Desa Kanekes, Kabupaten Lebak Jaro Saija mengatakan masyarakat Badui wajib melaksanakan upacara adat “Seba Badui” kepada pemerintah daerah setempat dalam hal ini Bupati Lebak Itu Octavia yang melindungi hasil pertanian masyarakat Badui.

Sebagai bentuk rasa syukur masyarakat Badui, dalam upacara “Seba Badui” itu mereka memberikan hasil pertanian ladang selama setahun, seperti padi huma, buah-buahan, petai, gula merah, makanan khas adat, dan pisang.
Upacara “Seba Badui” merupakan puncak dari rangkaian adat masyarakat Badui setelah menjalani tradisi Kawalu, berupa puasa selama tiga bulan.
Kawasan tempat tinggal masyarakat Badui Dalam tertutup dari kunjungan wisatawan. Wisatawan hanya diperbolehkan mengunjungi perkampungan masyarakat Badui Luar.
“Upacara ‘Seba Badui’ tahun ini akan dihadiri di atas 100 orang warga Badui Dalam dan Badui Luar, karena masih kondisi pandemi,” kata Jaro Saija.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Dede Eka Nurdiansyah