Jakarta, Aktual.co —Anggaran daerah milik DKI Jakarta besar, namun pengeluaran selalu tidak tepat dengan peruntukan semula.
Pendapat itu disampaikan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat menerima rombongan pengusaha yang menggelontorkan dana hibah ke Pemprov DKI sebesar Rp7 miliar, di Balai Kota DKI, Rabu (18/2) pagi.
Ahok menuding, hal itu disebabkan adanya ‘campur tangan’ oknum yang bermain. Untuk mencegah itu, Ahok memilih e-budgeting. 
Namun, ujar dia, justru itu yang membuat dirinya saat ini berseteru dengan DPRD DKI. Sebab dimasukkannya e-budgeting di APBD DKI 2015 dilakukan tanpa persetujuan dewan.
“Duit DKI banyak tapi keluarnya nggak pas. Mendagri sekarang nggak mau terima tanpa tanda tangan DPRD. Di DPRD oknumnya nggak mau e-budgeting. Berantem sekarang (Pemprov DKI-DPRD),” ujar dia.
Di depan para pengusaha, Ahok mengklaim dirinya adalah orang paling sabar lantaran menahan-nahan diri dalam persoalan ini.
“Saya nahan diri. Dulu nggak ada e-budgeting, semua depan saya sopan-sopan. Tapi begitu dikirim ke Mendagri berkasnya muncul-muncul. Saya lagi berantem sama DPRD, kenapa nggak interpelasi saya,” ujar dia.

Artikel ini ditulis oleh: