Moskow, Aktual.com – Presiden Vladimir Putin mengakui bahwa sanksi negara-negara Barat terhadap Rusia mengganggu rantai pasokan, tetapi menegaskan mereka tidak akan berhasil memutus Rusia dari teknologi.

Berbicara melalui tautan video kepada para pemimpin negara-negara bekas Soviet, Kamis (26/5), Putin mengatakan Rusia akan terus bekerja untuk menemukan pengganti impor asing yang tidak lagi tersedia untuknya, meskipun ini bukan “obat mujarab untuk semua penyakit”.

Rusia menjadi semakin terisolasi dari Barat sejak menginvasi Ukraina tiga bulan lalu dalam apa yang disebutnya “operasi militer khusus”.

Puluhan perusahaan telah meninggalkan negara itu dan sanksi Barat yang belum pernah terjadi sebelumnya telah menargetkan ekonomi dan bisnis Rusia.

“Perwakilan bisnis kami tentu saja menghadapi masalah, terutama di bidang rantai pasokan dan transportasi. Namun demikian, semuanya dapat disesuaikan, semuanya dapat dibangun dengan cara baru,” kata Putin dalam pernyataan yang disiarkan televisi.

“Bukan tanpa kerugian pada tahap tertentu, tetapi itu membantu kami menjadi lebih kuat. Bagaimanapun, kami pasti memperoleh kompetensi baru, kami mulai memusatkan sumber daya ekonomi, keuangan, dan administrasi kami pada bidang-bidang terobosan.”

Putin mengatakan hengkangnya beberapa perusahaan asing dari pasar Rusia mungkin yang terbaik. Namun, dia mengakui kebutuhan Rusia akan akses ke teknologi asing.

“Kami tidak akan memutus diri kami sendiri dari teknologi—Barat ingin sedikit menekan kami, tetapi di dunia modern ini tidak realistis, tidak mungkin,” ujar Putin.

Dia tidak merinci bagaimana Rusia akan menemukan cara untuk mempertahankan akses ke komponen dan perangkat lunak barat.

Seperti mengacu pada Amerika Serikat, dia mengatakan tidak ada “gendarme dunia” yang akan berhasil menggunakan sanksi untuk melemahkan negara-negara seperti Rusia, China, dan banyak negara lain yang mengejar apa yang disebutnya sebagai kebijakan independen.

Mengutip kamus Merriam-Webster, gendarme adalah seorang anggota badan tentara terutama di Prancis yang bertugas sebagai angkatan polisi bersenjata untuk pemeliharaan ketertiban umum. (Reuters)

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
As'ad Syamsul Abidin