Jakarta, Aktual.co —Hampir seluruh wilayah Jakarta Utara terendam banjir di hari Senin (9/2) dan Selasa (10/2) minggu lalu.
Walikota Jakarta Utara, Rustam Effendi, menuturkan ada lima penyebab banjir menggenangi 95 persen wilayahnya dengan ketinggian 30cm hingga satu setengah meter.
Pertama, 13 kali dan sungai yang bermuara di Jakarta Utara belum seluruhnya dilengkapi tanggul. Hanya Kanal Banjir Timur, Kanal Banjir Barat dan Cengkareng Drain saja yang punya tanggul. 
Akibatnya, saat debit air meningkat akibat hujan deras dan kiriman dari hulu, tak mampu dihalau. Tanggul yang ada saat ini, ujar dia,  lebar dan kedalamannya sudah tidak ideal menampung debit air. Kondisi itu ikut diperparah oleh pendangkalan sungai di Jakarta.
“Sungai juga penuh sampah. Makanya air meluap dan masuk ke pemukiman penduduk,” ujar dia, Minggu (15/2) kemarin, seperti dilansir dari BeritaJakarta.
Penyebab kedua, adanya penurunan permukaan tanah akibat penggunaan air tanah secara serampangan. Alhasil, permukaan air laut lebih tinggi dari  darat. Ditambah lagi tidak ada tanggul di sepanjang garis pantai Jakarta untuk menahan air laut saat pasang.
Ketiga, buruknya drainase. Saluran mikro dan PHB banyak dipenuhi endapan lumpur, sampah dan banyak bangunan di atasnya.
Keempat, semakin berkurangnya daerah resapan air. Dan kondisi waduk yang tak optimal, akibat penyerobotan dan dalam proses pembuatan seperti di Marunda dan Rorotan.
Penyebab yang kelima, pompa air yang sudah uzur dan kapasitas sedot yang kecil. “Antara satu meter kubik per detik sampai dengan 6 meter kubik per detik. Kondisi demikian menyebabkan pompa lamban saat membuang air dari sungai ke laut,” ujar dia.
Ditambah lagi, kata dia, pompa-pompa itu sangat bergantung pada pasokan listrik PLN. “Begitu PLN mematikan gardu karena ada genangan di pemukiman, pompanya juga mati,” ungkap Rustam.

Artikel ini ditulis oleh: