Jakarta, Aktual.co — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan pertumbuhan kredit untuk sektor pertanian sebesar 20,3 persen tahun 2015. Padahal, pembiayaan perbankan pada sektor tersebut masih sangat kecil jika dibandingkan dengan total keseluruhan pembiayaan yang ada.
Tahun 2014, pertumbuhan kredit untuk sektor pertanian sebesar 19,5 persen. Dan di tahun yang sama, pembiayaan perbankan pada sektor pertanian hanya 5,88 persen dari total keseluruhan pembiayaan yang mencapai Rp3.600 triliun.
“Karena tidak banyak perbankan yang mau membiayai sektor pertanian, masih ada stigma-stigma tertentu,” ujar Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman Hadad di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (13/2).
Lebih lanjut dikatakan Muliaman, salah satu stigma yang membuat perbankan enggan membiayai sektor pertanian yaitu non-performing loan (NPL) yang cukup tinggi. “Padahal NPL pertanian ini terbilang relatif kecil, di bawah rata-rata 2,28 persen. Hanya sub-sektor peternakan saja yang berada di atas rata-rata NPL, sampai 4 persen,” tukasnya.
Untuk mencapai target tersebut, Muliaman mengatakan telah bekerjasama dengan kementerian terkait, seperti Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). “Kita akan ajak Kementan untuk penyaluran kredit pangan, supaya kredit itu makin terbuka kepada masyarakat. Kita bersama KKP juga sudah menyalurkan kredit di bidang perikanan.”
Sebelumnya pada sektor kemaritiman, OJK juga juga telah melakukan asessment pada 119 bank untuk meningkatkan alokasi dananya dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) masing-masing.
“Kita arahkan agar sektor ini bisa berkembang dengan konsep bisnis yang bagus, dan pendekatannya secara komersial, agar mereka bisa lebih maju,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
















