Jakarta, Aktual.co — PT Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) pada tahun 2015 berencana untuk meluncurkan kontrak Crude Palm Oil (CPO) yang berbasis mata uang dolar Amerika Serikat, dimana selama ini masih menggunakan basis rupiah.
“Pada tahun ini kami berencana untuk meluncurkan kontrak karet sir 20 dan juga kontrak CPO berbasis dolar AS untuk memenuhi kebutuhan pasar yang semakin mendesak,” kata Direktur Utama BKDI, Megain Widjaja, ditulis Aktual, Kamis (12/2).
Megain mengatakan perbedaan dengan kontrak CPO yang sudah ada adalah masih menggunakan rupiah, sementara untuk yang akan diluncurkan menggunakan basis dolar AS dan dilengkapi dengan penyerahan fisik di Pelabuhan Belawan dan Dumai.
“Kami berencana meluncurkannya pada kuartal ketiga tahun 2015, sementara untuk karet sir 20 secepatnya akan diluncurkan,” ujarnya.
Megain menambahkan, dalam kurun waktu lima tahun terakhir, jumlah keanggotaan meningkat tajam, dimana pada mulanya hanya 11, dan saat ini bertumbuh menjadi 101 yang terdiri dari 31 pialang dan 70 pedagang.
“Dari 31 pialang tersebut, tiga pialang berasal dari internasional. Sementara untuk pedagang yang sudah menjadi anggota BKDI sebanyak 70 pedagang, 21 diantaranya dari internasional,” kata Megain.
Ia menambahkan pada awalnya BKDI meluncurkan kontrak berjangka emas, dan pada tahun 2010 dilanjutkan dengan CPO berbasis rupiah, dimana harga yang terbentuk, sebanyak 60 persen sudah dipergunakan sebagai Harga Patokan Ekspor (HPE) CPO yang diekspor dari Indonesia.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka














