Jakarta, Aktual.co —  Ketua Dewan Pembina Yayasan Puteri Indonesia (YPI) Putri K Wardani mengatakan pentingnya meningkatkan rasa nasionalisme bangsa agar dapat membentengi pengaruh budaya asing.

“Nasionalisme itu penting terutama di saat dunia ini jadi satu bagian yang tidak bisa dihindarkan. Tidak mungkin Indonesia yang jadi bagian masyarakat dunia memisahkan diri dari perkembangan zaman seperti internet dan budaya,” katanya, Jakarta, Rabu (11/2).

Putri yang juga Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Industri Berbasis Budaya mengatakan arus informasi dan teknologi antarnegara memberikan ruang bagi pengaruh budaya asing untuk masuk ke dalam kehidupan masyarakat.

Ia mengatakan dampak negatif dari pengaruh budaya asing itu adalah menjadi tren bagi anak muda yang perlahan melupakan budaya bangsa sendiri jika didukung dengan rasa nasionalisme.

“Menjadi sangat mudah bagi negara lain, ‘influence’ budaya, produknya masuk ke negara kita. Kita tidak mungkin menutup diri. Salah satu upaya membentenginya adalah dengan nasionalisme,” katanya.

Untuk mengantisipasi masuknya pengaruh budaya asing, lanjutnya, generasi muda harus memiliki kecintaan terhadap budaya dan hasil karya anak bangsa.

Berkaitan dengan hal itu, YPI mengangkat tema nasionalisme dalam karantina bagi para finalis Puteri Indonesia 2015, yakni “Tingkatkan Kualitas Diri dan Rasa Nasionalisme untuk Menang di Era Globalisasi”.

“Mereka (finalis Puteri Indonesia) harus berkenalan dan bangga dengan budaya mereka masing-masing. Mereka mempunyai adat istiadat harus bangga dan tidak boleh malu,” tuturnya.

Ia mengatakan 38 perempuan yang menjadi finalis Puteri Indonesia itu merupakan perwakilan dari setiap daerah yang harus memiliki rasa nasionalisme tinggi dan bangga menunjukkan budaya daerahnya.

Dengan demikian, katanya, para finalis itu dapat menjadi teladan bagi anak muda lainnya untuk mencintai budaya bangsa.

Selain itu, selama proses karantina dan malam puncak pemilihan Puteri Indonesia 2015, setiap peserta akan mengenakan pakaian dan aksesoris sarat akan budaya bangsa baik dari motif rancangan maupun bahan kain yang digunakan.

“Supaya anak-anak ini mengenal dan mencintai barang yang berakar atau bersumber dari budaya sendiri,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh: