Suasana monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (9/8/2019). PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatatkan jumlah investor di pasar modal Indonesia kini sudah mencapai 2.048.446 SID per 31 Juli 2019. Pertumbuhan investor tersebut meningkat 26,5% secara year to date, sedangkan data per akhir 2018 total investor 1.619.372 SID. Secara  year on year tercatat pertumbuhan investor mencapai 49,5% dibandingkan per 31 Juli 2018 sebanyak 1.369.810 SID.  AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Saham-saham Asia pada Jumat menuju bulan terburuk sejak dimulainya pandemi COVID-19, sementara kegelisahan di pasar mata uang dan obligasi bertahan karena pembicaraan hawkish dari bank-bank sentral, kekhawatiran tentang resesi global dan meningkatnya risiko geopolitik.

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang sebagian besar datar pada Jumat (30/9) pagi, karena kenaikan indeks Hang Seng di Hong Kong dan indeks saham unggulan China CSI300 mengimbangi penurunan di tempat lain seperti Nikkei Jepang yang merosot 1,6 persen.

Bantuan datang dari data aktivitas pabrik China yang mengalahkan ekspektasi pasar, dengan sektor manufaktur kembali tumbuh pada September setelah mengalami kontraksi selama dua bulan.

Namun, indeks Asia berada di jalur untuk mencatat penurunan mengejutkan 12,5 persen untuk bulan ini, terbesar sejak Maret 2020 ketika pandemi COVID-19 membuat pasar keuangan kacau balau.

Saham Hong Kong kemungkinan menuju kuartal terburuk mereka sejak 2001 dan saham unggulan China mungkin juga berakhir September dengan mencatat kerugian kuartalan terbesar mereka sejak kehancuran pasar saham pada 2015.

Artikel ini ditulis oleh:

Arie Saputra