Jakarta, Aktual.co — Sejumlah 38 finalis yang mewakili 34 provinsi di Indonesia mulai mengikuti karantina Puteri Indonesia 2015 yang akan berlangsung pada 11-20 Februari.
Karantina itu mengangkat tema “Tingkatkan Kualitas Diri dan Rasa Nasionalisme untuk Menang di Era Globalisasi”.
“Mereka (finalis Puteri Indonesia) memiliki latar belakang budaya berbeda. Wanita-wanita ini merupakan duta-duta yang akan kembali ke daerah untuk mengembangkan misi budaya ke daerahnya,” kata Ketua Dewan Pembina Yayasan Puteri Indonesia Putri K Wardani saat jumpa pers, Jakarta, Rabu (11/2).
Ia mengatakan para finalis merupakan duta bangsa yang turut berperan membangun bangsa dan peduli terhadap permasalahan di Tanah Air.
“Kita Yayasan Puteri Indonesia tetap konsisten dalam pembinaan generasi muda khususnya wanita dan melakukan hal-hal yang ‘concern’ di masyarakat kita seperti memerangi narkoba, memerangi kemiskinan dan korupsi. Mereka menjadi duta antinarkoba, antikorupsi, ” kata dia.
Selain itu, para finalis merupakan duta lingkungan hidup yang juga berperan dalam melestarikan lingkungan hidup bagi generasi penerus.
“Mereka (finalis Puteri Indonesia) bisa menjadi inspirasi bagi anank muda indonesia,” ujarnya.
Selama karantina finalis Puteri Indonesia akan mendapatkan pembekalan dari berbagai pihak antara lain kementerian seperti Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Menteri Pemuda dan Olahraga dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Putri juga mengatakan 38 finalis itu bersama Kamar Dagang Industri Bidang Industri Tradisional Berbasis Budaya akan melakukan Gerakan Minum Jamu bersama di Kantor Kementerian Pekerjaan Umum.
Kemudian, para finalis akan melakukan kunjungan sosial penderita Kanker Anak di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
“Semoga di masa karantina mereka dapat banyak pelajaran berharga yang nantinya akan berguna untuk mengembangkan bakat dan minat,” katanya.
Dalam ajang pemilihan Puteri Indonesia 2015, lanjutnya, para finalis akan dinilai dari segi kemampuan intelektual (“brain”), kecantikan (“beauty”), dan kepribadian (“behavior”).
“‘Brain’ itu bisa diukur, dan ‘beauty’ dengan mudah bisa dilihat, tapi ‘behavior’ itu paling sulit dan itu kombinasi yang membuat dua lainnya bersinar,” kata Putri.
Ia mengatakan kepribadian finalis akan dilihat lebih dalam melalui wawancara dan tes psikologi serta perjalan selama karantina seperti bagaimana pergaulan dengan teman sekamar, kedisiplinan dan tingkah laku setiap peserta.
Persiapan yang dilakukan seorang peserta perwakilan Sulawesi Tenggara bernama Apriliani adalah mempersiapkan penampilan dan menambah wawasan serta menurunkan berat badan hingga enam kilogram.
“Upaya berjuang melakukan yang terbaik karena kita yang ada di sini merupakan yang terbaik dari daerah masing-masing,” katanya.
Sedangkan persiapan yang dilakukan S. Olvah Ahamid perwakilan dari Papua Barat antara lain menurunkan berat badan hingga 20 kg, lari pagi dan sore setiap hari, kursus Bahasa Indonesia selama dua bulan karena telah lama tinggal di Belanda sejak 2009 dan kembali ke Indonesia untuk mengikuti pemilihan Puteri Indonesia 2015.
Selain itu, Apriliani Puspitawati dari perwakilan Sulawesi Tenggara lebih mengutamakan persiapan mental dan penampilan untuk menghadapi setiap rencana kegiatan dalam karantina selama 10 hari itu.
Sejumlah peserta yang mengikuti ajang kecantikan tersebut antara lain Dewi Anggraini dari perwakikan Sulawesi Selatan, Hany Meiyanz dari Bengkulu, Laras Maranata dari perwakilan Lampung, Farhannisa dari perwakilan Sumatra Utara, Nabila Octasya dari Kepulauan Riau dan Jeyskia Ayunda dari Aceh.
Artikel ini ditulis oleh:
















