Banda Aceh, Aktual.com – Kepala Dinas Peternakan Aceh Zalsufran mengatakan saat ini Aceh telah nihil kasus penyakit mulut dan kuku (PMK), namun tetap melakukan pengawasan ketat agar tingkat penyebaran kasus baru dapat dibendung di seluruh daerah Tanah Rencong.
“Tetap melakukan pengawasan ketat dan meningkatkan biosecurity serta vaksinasi pada ternak,” kata Zalsufran di Banda Aceh, Senin (3/10).
Ia menjelaskan sejak awal hingga sekarang, total kasus PMK di Aceh mencapai sebanyak 47.519 ekor ternak, di antaranya hewan yang mati berjumlah 312 ekor, potong paksa 64 ekor, dan yang telah sembuh 47.143 ekor.
Kata dia, daerah paling tinggi penyebaran PMK, yakni Kabupaten Aceh Besar 12.253 ekor, Aceh Tamiang 9.020 ekor, Aceh Utara 8.212 ekor, Bireuen, 3.109 ekor, Aceh Selatan 2.511 ekor, Aceh Barat 2.107 ekor, dan lainnya tersebar di kabupaten lain.
Namun, ada tiga kabupaten yang nihil kasus PMK sejak awal mewabah hingga sekarang, yakni Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Simeulue.
Meski kasus aktif sudah nihil, kata Zalsufran, pihaknya tetap meminta peternak di provinsi paling barat Indonesia itu tetap waspada, dengan meningkatkan biosecurity di kadang, serta memberikan vaksinasi bagi ternak sehat.
“Kami berharap masyarakat tetap menjaga kebersihan kandang dan apabila ada gejala PMK segera laporkan ke petugas kesehatan,” katanya.
Di sisi lain, Dinas Peternakan Aceh mencatat bahwa sebanyak 36.060 dosis vaksin PMK pada tahap dua gelombang dua sudah disuntik ke ternak yang tersebar di seluruh Aceh.
Sebelumnya, Aceh telah selesai melakukan vaksinasi PMK tahap satu dengan capaian realisasi sebanyak 2.700 dosis dan tahap dua gelombang satu sebanyak 24.956 dosis.
Saat ini, pihaknya juga baru mendapatkan tambahan sebanyak 60.000 dosis vaksin PMK, dan telah didistribusikan ke seluruh daerah untuk percepatan vaksinasi.
“Kami baru mendapat tambahan 60.000 dosis, saat ini vaksinasi PMK masih terus berlangsung di daerah,” kata Zalsufran.
Ia menambahkan bahwa vaksinasi tersebut diberikan kepada ternak yang masih sehat guna menekan angka penularan, sehingga penyakit mematikan tersebut tidak semakin meluas.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
As'ad Syamsul Abidin