Jakarta, Aktual.co — PT Pertamina (Persero) dalam hal ini Integrated Supply Chain (ISC) telah mengklarifikasi isu kecurangan pihaknya dalam tender LPG yang telah dimenangkan oleh Total Trading Asia Pte Ltd.
Seperti diberitakan sebelumnya, dalam tender LPG yang terdiri atas Butane dan Propane untuk loading bulan April 2015 dengan spot total 44 ribu Metric Ton (MT) tersebut ISC menunjuk Total sebagai pemenang yang jelas melakukan pricing untuk Maret 2015 sehingga jelas melenceng dari TOR yang ditetapkan pada April 2015.
ISC berdalih bahwa pihaknya tidak dapat memprediksi berapakah harga CP Aramco di bulan tertentu dalam hal ini bulan April 2015. Sehingga ketika ada penawaran yang lebih murah meski dengan pricing Maret maka itu yang dipertimbangkan.
Menanggapi hal itu, anggota Komisi VII DPR RI Hari Purnomo menilai bahwa hal itu dapat dimaklumi karena memang resiko bisnis migas seperti itu, selalu ada resiko setiap kali mengadakan impor untuk beberapa waktu ke depan.
“Meski begitu, seharusnya perkiraan pasti (Pertamina) sudah punya, namun kalau secara actual-nya memang tidak bisa dipastikan,” kata Hari kepada Aktual di Jakarta, Senin (11/5).
Kendati demikian, Hari meminta agar Pertamina juga bisa melakukan upaya renegosiasi dengan pihak Total untuk meminimalisir selisih harga dan kerugian. Mengingat perbedaan harga antara Maret dan Februari cukup signifikan.
“Paling tidak ada penyesuaian harga. Ada special effort dari Pertamina, untuk minimalisir kerugian. Memang itu resiko, dalam bisnis seperti itu. Tinggal kepiawaian Pertamina saja untuk meminimalisir,” ungkap dia.
“Karena memang Indonesia ketergantungan pada impor. Satu sisi ada resiko impor, satu sisi kalau tidak diambil justru terjadi kekosongan stok. Dampak sosial politiknya lebih besar kalau stok kosong,” tandasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka