Jakarta, Aktual.com – Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan membahas tentang keamanan internasional dengan para mantan pemimpin dunia dalam Forum Club De Madrid.
“Bangga mantan Presiden Indonesia menjadi salah satu bagian yang kini justru menjadi inisiator hadirnya pertemuan forum yang membahas kembali (geopolitik, keamanan internasional, ekonomi global, dan perubahan iklim),” kata Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute Agus Harimurti Yudhoyono di Jakarta Kamis (13/10).
SBY dengan mantan pemimpin dunia dalam kegiatan bertajuk “Annual Policy Dialogue 2022” yang digelar 31 Oktober-1 November 2022 di Berlin itu akan membahas hal geopolitik, keamanan internasional, ekonomi global, dan perubahan iklim dengan semangat ingin berusaha menghadirkan gagasan dan solusi terbaik bagi dunia hari ini.
“Yudhoyono Institute akan selalu aktif, termasuk di antaranya walau tidak selalu kami sampaikan ke publik, tetapi beberapa minggu terakhir ini kami intens untuk mengambil bagian dengan Club De Madrid,” kata AHY.
CDM, kata dia, merupakan sebuah forum yang sangat prestisius, tidak semua bisa masuk menjadi anggota klub tersebut.
“Adalah forum bagi mantan-mantan kepala negara atau kepala pemerintahan yang demokratis. Tentu tidak semua, tetapi yang demokratis, dan di antaranya adalah Pak SBY,” ujarnya.
Sebelum itu, The Yudhoyono Institute dengan Universitas Kebangsaan Malaysia pada Kamis, 13 Oktober 2022, menyelenggarakan diskusi yang sama tentang geopolitik, keamanan internasional, ekonomi global, dan perubahan iklim bersama Universitas Kebangsaan Malaysia. SBY selaku Chairman TYI ikut hadir dalam forum tersebut.
SBY dalam dialog tersebut mengajak agar para pemimpin dunia untuk lebih mengedepankan bersama mengatasi masalah dunia, bukan sebaliknya hanya memikirkan menang kalah.
“Kalau masing-masing berpikir saya harus menang, kamu harus kalah, tidak akan ada jalan,” kata dia.
SBY mengingatkan agar pemimpin dunia untuk tidak mengedepankan ego dan sudah semestinya membuat suasana lebih teduh, serta menjaga situasi keamanan dunia tetap stabil.
“Para pemimpin dunia harus mencegah memburuknya situasi, jangan sampai pada ujung terjadinya perang dunia yang baru disertai dengan penggunaan senjata nuklir,” ujarnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu