
Jakarta, aktual.com – Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani, menemui Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia di Kantor Kementerian Investasi/BKPM, Jumat (14/10) kemarin. Salah satu tujuan pertemuan tersebut adalah membahas rencana pembangunan Pusat Pendidikan dan Pelatihan bagi Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI).
“Saya bermimpi, sudah disampaikan juga kepada Presiden, bahwa kita perlu sebuah pusat pendidikan dan pelatihan yang disiapkan negara untuk menyiapkan kompetensi para CPMI. Ini harus kita dorong untuk merebut peluang kerja di tengah kompetisi global dengan negara-negara lain,” kata Benny seperti dikutip dari situs resmi BP2MI.
Benny mengungkapkan saat ini penempatan PMI sektor domestik masih sangat tinggi. Termasuk juga diantaranya angka penempatan ilegal PMI yang menembus angka 4,5 juta PMI dari sekitar 9 juta PMI yang tersebar di seluruh negara penempatan.
“Sumbangan devisa mereka per tahun kepada negara ini mencapai 159,6 triliun. Mudah-mudahan perlakuan-perlakuan hormat yang sudah kita bangun tentang PMI, bahkan kita sering menyebut mereka sebagai pahlawan devisa, dapat merubah cara pandang publik dalam melihat PMI. Walaupun selalu diperburuk dengan pemberitaan media, eksploitasi, kekerasan fisik, seksual, gaji, pemutusan hubungan kerja sepihak yang sebetulnya justru dialami oleh mereka yang berangkat secara tidak resmi,” sambung dia.
Melalui pusdiklat tersebut, Benny berharap Indonesia dapat membuat penempatan sektor formal nantinya lebih dominan daripada sektor informal/domestik.
“Karena menurut kami wajah indonesia, dignity negara ini akan dilihat oleh negara-negara lain pada wajah pekerja migran kita. InsyaAllah, pusdiklat tersebut dapat diwujudkan dan Indonesia akan menjadi satu-satunya negara dunia yang memiliki pusdiklat penempatan pekerja migran”, tegasnya.
Terkait rencana BP2MI, Bahlil Lahadalia pun menyambutnya dengan penuh antusias. Ia pun segera memerintahkan jajarannya untuk segera mempersiapkan skema kerja sama dan sinergi demi mewujudkan rencana tersebut.
“Saya setuju dan apresiasi itu. Apa yang dibutuhkan dari saya, saya siapkan untuk menyambut dengan kerja sama yang ideal itu”, ungkap Bahlil.
Artikel ini ditulis oleh:
Megel Jekson
















