Jakarta, Aktual.co — Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Michael Wattimena menilai jika wacana kerjasama yang dilakukan pemerintah Indonesia dengan perusahaan otomotif Malaysia, Proton guna untuk menghidupkan kembali gagasan mobil nasional (Mobnas) layak diapresiasi.
“Kalau untuk mobil nasional bagi kita adalah sesuatu yang sangat baik. Artinya negara kita yang begitu besar ini dengan jumlah penduduk besar menjadi pangsa pasar potensial, sebenarnya kalau kita punya sendiri itu kan bagus,” kata Michael kepada wartawan, di Komplek Parlemen, Senayan, Selasa (10/2).
Namun disisi lain, Michael menyayangkan gagasan mobil nasional yang terkesan belum satu suara di internal pemerintahan Jokowi-JK. Hal itu menyusul, sejumlah pernyataan yang berbeda-beda antara kementerian terkait dengan kementerian lainnya.
“Tetapi kebijakan ini kan masih mengalami tarik menarik di dalam, yang mengatakan ini bukan G to G melainkan B to B. Jadi kita belum tahu juga sejauh ini masih jadi polemik di internal pemerintahan sendiri karena menurut Pak Saleh Mentri Perindustrian itu B to B, jadi kalau B to B berarti bukan bicara mobnas,” ujarnya.
Lebih lanjut, politisi Demokrat ini sependapat dengan opini publik yang mempertanyakan, kenapa pemerintah harus mengambil perusahaan Malaysia dalam menggagas mobil nasional, padahal merek otomotif lainnya juga mampu bersaing.
“Pemerintah harus melihat ruang kompetisi, dari aspek pabrikasi yang kira-kira memiliki kedekatan hati dengan masyarakat (Indonesia), sehingga kalau pada saat barang itu sudah jadi, aspek marketnya dia accept di tingkat masyarakat tidak.”
“Kalau Proton kan jauh dari pada keinginan masyarakat Indonesia, akan tetapi saya tidak mau masuk dalam tingkat itu dulu. Karena kita harus lihat aspek kebijakannya dulu, sebab ditingkat kementerian terjadi tarik ulur,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang