Jakarta, Aktual.co — Sejumlah warga di Kota Gorontalo mengkhawatirkan luas areal persawahan di daerah itu terus berkurang setiap tahun, seiring dengan peningkatan pembangunan yang ada.
Djafar Leko salah seorang pemerhati sektor Pertanian di Kota Gorontalo,  mengatakan, saat ini kondisi areal persawahan di daerah ini sangat memprihatinkan, sebab semakin berkurang luasnya.
“Kami tidak memiliki data riil terhadap luas areal persawahan di Kota Gorontalo, karena setiap tahun pasti akan berkurang,” kata Djafar, yang juga ketua lembaga swadya masyarakat tersebut, Selasa (10/2).
Dia menjelaskan, setiap tahun 7 hingga 10 hektar areal bersawahan di Kota Gorontalo berubah fungsinya, dari sebelumnnya ditanami tanaman padi sekarang ini sudah ditimbun untuk dijadikan lokasi bangunan.
Bangunan yang akan didirikan pada areal persawahan tesebut, selain milik pemerintah berupa perkantoran, juga ada yang dijadikan bangunan rumah warga, namun yang paling luas untuk dijadikan areal perumahan oleh developer.
Djafar mengungkapkan, sejak beberapa tahun terakhir ini sudah ratusan hektare areal persawahan sudah dikuasai developer, untuk dijadikan perumahan, baik yang elit maupun sangat sederhana.
Dia menjelaskan, para pemilik areal persawahan tidak bisa berbuat banyak untuk tidak menjual areal persawahannya pada developer, sebab harga yang dipatok sangat mahal dan menjanjikan, namun dampaknya akan berimbas pada hasil produksi beras di wilayah ini.
Dia mengharapkan, agar masalah ini segera mendapat perhatian yang serius dari pemerintah Kota Gorontalo, karena tidak menutup kemungkinan beberapa tahun ke depan, wilayah ini tidak memiliki lagi areal persawahan.
“Pemerintah Kota Gorontalo harus membuat aturan, untuk warga ataupun developer yang akan mendirikan bangunan tidak bisa lagi di areal persawahan,” kata Djafar.

Artikel ini ditulis oleh: