Jakarta, aktual.com – Laporan e-Conomy SEA tahun 2022 mengungkapkan bahwa Indonesia tetap menjadi tempat yang menarik untuk investasi teknologi.

“Ekonomi digital Indonesia akan terus menarik minat investasi karena fundamentalnya yang kuat, seperti memiliki basis pengguna yang sangat aktif dalam jumlah besar dan ekosistem startup teknologi yang dinamis,” kata Deputy Head, Technology and Consumer and Southeast Asia Temasek Fock Wai Hoong dalam diskusi daring di Jakarta, Selasa (8/11).

Pada 2022 Singapura dan Indonesia menjadi dua tujuan investasi teratas di Asia Tenggara. Indonesia menarik 25 persen dari total nilai pendanaan swasta di kawasan ini dan dalam jangka panjang tetap menarik bagi investor bersama dengan Vietnam dan Filipina.

Layanan keuangan digital telah menggantikan sektor e-commerce sebagai sektor investasi teratas dengan nilai 1,5 miliar dolar AS pada Semester 1 2022.

Sedangkan E-commerce menarik pendanaan yang cukup besar dari investor sebagai sektor yang berkontribusi tinggi pada ekonomi digital di Indonesia. Sektor e-commerce sudah meraup 23 persen dari total investasi swasta pada semester I 2022 atau setara dengan 800 juta dolar AS.

Di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, lebih dari 80 persen Pemodal Ventura (VC) ingin lebih fokus pada sektor-sektor baru seperti teknologi kesehatan (healthtech), software as a service (SaaS), dan Web 3.0, sementara sektor teknologi pendidikan (edutech) mengalami penurunan pasca-pandemi, seiring dibukanya kembali sekolah-sekolah.

Dalam kesempatan sama, Partner and Head of Digital Practice in Southeast Asia, Bain and Company Aadarsh Baijal mengatakan ekonomi digital Indonesia tetap menjadi yang terbesar dan paling beragam se-Asia Tenggara.

Penyedia layanan digital harus mengimbangi permintaan konsumen yang kuat melalui keterlibatan yang bermakna dengan berbagai demografi pengguna, dan dengan demikian dapat mendorong partisipasi yang lebih dalam untuk ekonomi internet.

“Kunci untuk mempertahankan momentum positif ini adalah dengan mendorong Usaha Kecil Menengah (UKM) berakselerasi menuju pertumbuhan berikutnya, terutama dengan memperdalam adopsi digital UKM di seluruh SaaS dan alat keuangan,” kata Aadarsh.

Laporan e-Conomy SEA merupakan laporan multi-tahunan yang menggabungkan data dari Google Trends, data dari Temasek, dan analisis dari Bain & Company, selain juga memadukan informasi dari berbagai sumber di industri dan wawancara dengan para ahli, menyoroti ekonomi digital enam negara di Asia Tenggara yakni Indonesia, Vietnam, Malaysia, Thailand, Singapura dan Filipina.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Rizky Zulkarnain