Jember, Aktual.com – Warga di Desa Sucopangepok Kecamatan Jelbuk Jember, berhasil menyulap bambu menjadi sedotan ramah lingkungan. Sebagai desa yang dikenal penghasil bambu berkualitas baik dan melimpah, memotivasi warga memulai terobosan-terobosan.

Setelah bertemu dengan Tim dari Pengabdian Masyarakat Universitas Jember (Unej) yang diketuai oleh Nita Kuswardhani bersama dengan dosen dari Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) dan menggandeng beberapa mahasiswa program studi Teknologi Industri Pertanian untuk melakukan survey dan pengabdian, jadilah sedotan ramah lingkungan dari bahan bambu berkualitas baik.

“Potensi bambu di desa kami cukup bagus, namun memang belum dimanfaatkan secara maksimal. Selama ini oleh kebanyakan warga hanya dimanfaatkan untuk bahan bangunan saja. Beruntung ada tim dari Unej yang membantu ide kepada kami untuk membuat sedotan dari bambu,” ujar Sodikin warga Sucopangepok, Rabu (23/11).

Sodikin sempat bingung dengan ide yang digagas oleh Tim dari Pengabdian Masyarakat, dosen dan mahasiswa FTP saat itu, namun setelah mendapat penjelasan dan pelatihan yang dilakukan oleh Tim Pengabdian Masyarakat, dirinya bersama warga lainnya pun yakin dan merasa senang karena ada secercah harapan untuk mengembangkan usaha yang menurut warga sekitar baru, namun sangat potensial.

Sodikin menceritakan, saat awal tim dari Pengabdian Masyarakat Unej bersama dosen dan mahasiswa FTP melakukan survey tentang potensi desa bersama warga, dan dilanjutkan dengan pelatihan-pelatihan, dirinya bersama warga lainnya semakin yakin dengan potensi yang akan dihasilkan.

Terlebih tim dari Unej tidak hanya memberi pelatihan dalam membuat sedotan saja, tapi oleh tim juga dibekali berbagai pelatihan yang meliputi branding produk seperti logo dan kemasan, pelatihan pembuatan Bussiness Model Canvas (BMC) sampai pada pelatihan memberikan hiasan berupa ukiran pada sedotan yang terbuat dari bambu.

“Program dari tim Universitas Jember sangat bagus, kami cukup terbantu atas bantuan yang telah diberikan. Adanya ide ini juga membuka pekerjaan baru di desa ini, selain materi pelatihan yang mudah, logo untuk branding yang dibuatkan oleh tim dari Unej juga mudah diingat oleh warga, dan sesuai dengan produk yang diajarkan,” ujar Sodikin.

Yang membuat warga di Desa Sucopangepok lebih senang lagi, selain diberi pelatihan, juga mendapatkan hibah 2 alat pemotong dan ukir untuk sedotan dari Tim Pengabdian Masyarakat, dosen dan mahasiswa FTP Unej, sehingga warga bisa langsung melanjutkan usaha membuat sedotan selepas mendapat pelatihan.

Sementara Nita Kuswardhani selaku ketua Tim Pengabdian Masyarakat dalam kesempatan lain mengatakan, pelatihan yang diberikan kepada warga di Desa Sucopangepok, merupakan kegiatan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang harus dilakukan guna mengaplikasikan ilmu yang didapat.

Selain itu, tim nya melihat potensi pohon bambu yang melimpah di Desa Sucopangpok juga belum dimanfaatkan secara maksimal, sehingga pihaknya tergerak untuk membantu dalam memberikan solusi pemanfaatan potensi desa.

“Diskusi yang telah dilakukan bersama warga desa Sucopangepok, kami mendapatkan solusi yang dapat mengatasi kurang maksimalnya pemanfaatan bambu di desa tersebut. Namun, kami akan memberikan pelatihan terlebih dahulu kepada warga desa, agar nantinya dalam pengolahan sedotan bambu yang akan dikelola masyarakat desa dapat dilakukan secara maksimal. Selain itu, kami juga memberikan bantuan berupa alat produksi sedotan bambu kedapa warga desa,” ujar Nita.

Nita berharap, apa yang sudah dilakukan oleh Tim Pengabdian Masyarakat Unej bersama dengan dosen dan mahasiswa FTP ini bisa memberikan manfaat kepada warga Desa Sucopangepok, dan bisa mengangkat perekonomian warga.

(Aminudin Azis)

Artikel ini ditulis oleh:

Aminuddin Aziz