Jakarta, Aktual.co — Bank Tabungan Negara (BTN) merupakan bank penerima dana subsidi  perumahan dari pemerintah. Namun, tingginya suku bunga yang diberikan Bank BTN terhadap rakyat terbilang tinggi. Menurut peneliti ekonomi-politik Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Salamuddin Daeng, penerapan suku bunga tinggi dilakukan oleh Bank BTN justru mencekik rakyat.

“Terhitung sejak Januari 2015 Bank BTN telah menetapkan suku bunga Kredit Perumahan Rakyat (KPR) sebesar 14 Persen, tertinggi dibandingkan seluruh bank yang ada di Indonesia. Akibatnya pasti rakyat akan semakin tercekik, kredit akan macet,” ujar Salamuddin di Jakarta, Senin (9/2).

Lebih lanjut dikatakan bahwa Bank pelat merah tersebut sudah mengalahkan prilaku lintah darat pemakan riba. Mengeruk keuntungan ugal-ugalan dari rakyat, mengeruk keuntungan dari subsidi pemerintah, dan menetapkan bunga dua kali lipat dari BI rate.

“Tampaknya BTN ingin memindahkan beban dan kewajiban yang besar akibat utang luar negeri dan dalam negerinya yang menumpuk kepada rakyat,” jelasnya.

Padahal selama ini Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) telah mencapai Rp18,32 triliun, yang merupakan program yang dibiayai dengan subsidi pemerintah.

Tahun 2015 bank BTN kembali akan menerima dana FLPP dari pemerintah. Ini terkait dengan rencana pemerintahan Jokowi yang akan mengadakan perumahan 1 juta unit untuk rakyat berpendapatan rendah.

“Lalu mengapa Bank BTN tetap menerapkan suku bunga tertinggi. Kemana uang uang subsidi dari pemerintah itu menguap. Jangan jangan selama ini dana subsidi pemerintah menjdi bancakan direksi bank yang bekerja-sama dengan elite penguasa yang korup,” terangnya.

Mengutip pernyataan satir “Jika  mau merampok sebuah negara secara legal, maka dirikanlah Bank”.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka