Den Haag, aktual.com – Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) secara intensif menjajaki peluang kerja luar negeri tenaga kesehatan di Belanda dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Kerajaan Belanda. Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda, Mayerfas menjelaskan kebutuhan perawat di Belanda diprediksikan akan sangat besar dan terus bertambah. Mayerfas pun menjelaskan satu dari empat penduduk Belanda pada tahun 2040 berusia 65 tahun, dengan angka harapan hidup rata-rata mencapai 80 tahun.
“Alih-alih saat ini Indonesia mengalami surplus perawat, di mana pada tahun 2020 ini terdapat 274 ribu dan akan mencapai 690 ribu di tahun 2025. Kekurangan dan surplus ini adalah kesempatan bagi kedua negara untuk meningkatkan kerja sama di bidang ketenagakerjaan”, tutur dia dalam sebuah webinar yang dihelat di Utrecht pada Jumat (25/11) kemarin.
Menurut Mayerfas, saat ini terdapat 300 hingga 400 perawat Indonesia di Negeri Kincir Angin tersebut yang umumnya bekerja sebagai perawat lansia di panti jompo. Namun demikian, baginya, pendidikan, sertifikasi kemampuan, dan bahasa adalah tantangan serius bagi PMI.
“Perlu kita atasi bersama demi pembangunan kapasitas perawat Indonesia, khususnya dengan memajukan pendidikan. Peluang meningkatkan kapasitas bidang kesehatan perlu dilakukan bersama untuk meningkatkan kapasitas perawat kita,” sambungnya.
Untuk diketahui, salah satu penyelenggara program peningkatan kapasitas tenaga kesehatan Indonesia ke Belanda, Yomema, saat ini sedang melatih sekitar 100 perawat yang memadukan pendidikan dan pekerjaan atau magang.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Penempatan dan Pelindungan Kawasan Eropa dan Timur Tengah BP2MI, Irjen Pol. Achmad Kartiko mengatakan hal serupa. Menurutnya, BP2MI akan selalu berusaha memfasilitasi penempatan tenaga kesehatan yang ingin bekerja di luar negeri.
“Tantangan yang perlu kita selesaikan adalah bagaimana meningkatkan kemampuan Bahasa Asing para tenaga kesehatan Indonesia. Salah satunya dengan memperbanyak kelas-kelas internasional di lembaga pendidikan kesehatan, serta menambah kurikulum Bahasa Asing selain Bahasa Inggris. Pada prinsipnya BP2MI akan memfasilitasi bagi tenaga kesehatan (perawat) yang ingin bekerja ke luar negeri sepanjang memenuhi kualifikasi,” ungkapnya.
Turut hadir dalam acara tersebut, Wakil Kepala Perwakilan RI KBRI Den Haag, Freddy Martin Panggabean; Director of Education Yomema, Bas Speekenbrink; Direktur Penempatan Pemerintah Kawasan Eropa dan Timur Tengah BP2MI, Dyah Rejekiningrum dan sejumlah tokoh penting lainnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Megel Jekson