Juru bicara Kemenlu China Zhao Lijian saat konferensi pers di Beijing April 2020. (ANTARA/Reuters/Carlos Garcia Rawlins)

Beijing, Aktual.com – China menolak secara tegas strategi diplomatik Kanada yang didominasi bias ideologi, Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian menyampaikan pernyataan itu dalam konferensi pers harian saat diminta mengomentari strategi tersebut.

Dia mengatakan bahwa konten tentang China dalam strategi itu menggembar-gemborkan apa yang disebut sebagai “ancaman China” dan membuat tuduhan yang tak beralasan terhadap China.

“Pihak China sangat khawatir dan menentang keras hal tersebut, dan kami telah menyampaikan keberatan serius kepada pihak Kanada,” ujar Zhao.

Zhao mengatakan bahwa China selama ini berkomitmen terhadap pembangunan damai serta mendukung keterbukaan dan inklusivitas. China telah menjadi pembela perdamaian dunia, kontributor pembangunan global, dan penegak tatanan internasional.

Pembangunan China menciptakan peluang bagi dunia dan memperkuat kekuatan perdamaian dunia. Setinggi apa pun level perkembangan yang dicapai China, negara itu tidak akan pernah mengincar hegemoni atau ekspansi.

“Siapa yang menjaga perdamaian dunia dan mendorong pembangunan bersama, dan siapa yang menyebarkan mentalitas Perang Dingin dan mendorong konfrontasi blok? Masyarakat internasional tahu betul jawabannya,” kata Zhao.

Prinsip noninterferensi dalam urusan internal masing-masing merupakan “aturan utama” yang mengatur interaksi antarnegara. Urusan yang berkaitan dengan Taiwan, Xinjiang, dan Hong Kong adalah murni urusan dalam negeri China, yang tidak menoleransi tudingan dari kekuatan eksternal, ujarnya.

Pihak China tidak akan goyah dalam tekadnya untuk menjaga kepentingan pembangunan, keamanan, dan kedaulatan negara, tambahnya.

“Pihak Kanada dalam banyak kesempatan telah mengatakan bahwa pihaknya memprioritaskan hubungannya dengan China dan ingin meningkatkan serta mengembangkan hubungan dengan pandangan ke masa depan. Pihak Kanada perlu membuktikan kata-katanya sendiri, menunjukkan ketulusan dan niat baik, mencari persamaan sembari mengesampingkan perbedaan, mengadopsi kebijakan yang masuk akal dan praktis terkait China, serta memenuhi komitmennya dengan upaya nyata,” ujar Zhao.

Artikel ini ditulis oleh:

As'ad Syamsul Abidin