Jakarta, Aktual.co —Kondisi cuaca tidak menentu, Kota Bandar Lampung rawan berkembang virus demam berdarah dengue (DBD).
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandarlampung, dr Amran, mengakui cuaca menjadi salah satu faktor yang membuat virus DBD berkembang lebih cepat.
“Mengingat saat hujan biasanya masih banyak air tergenang. Dan di situ lah tempat favorit nyamuk Aedes Aegypti berkembang,” tutur dia, di Bandar Lampung, Minggu (8/2).
Nyamuk Aedes Aegypti, sambung dia, merupakan faktor utama pembawa virus DBD ke manusia. Untuk pencegahannya, masyarakat harus cepat membersihkan genangan air hujan yang ada di sekitar rumah.
Sebanyak 20 kecamatan di Lampung sudah masuk endemik DBD dan patut diwaspadai. Selain faktor utama perubahan cuaca, tumpukan sampah juga ikut membantu mempercepat pertumbuhan virus ini.
Sampai Minggu, dari data yang diperoleh, pasien DBD sebanyak 89 orang. Yaitu warga Bandar Lampung 69 orang, dan 20 warga dari luar Bandar Lampung.
Sejauh ini Dinkes Bandar Lampung terus berupaya secara optimal menekan penyebaran DBD. Karena dalam beberapa hari saja 20 kecamatan sudah masuk endemik. Padahal di awal Februari baru 14 kecamatan.
“Sesuai dengan instruksi wali kota, kami telah melakukan fogging di seluruh wilayah Bandarlampung,” kata dia. Untuk fogging yang dilakukan di puskesmas, diharapkan terlebih dahulu berkoordinasi dengan Camat dan lurah setempat.
“Peringatan DBD yang tadinya hanya 18 kecamatan, sekarang sudah 20 kecamatan sehingga harus dikoordinasikan agar berjalan dengan baik, dan obat fogging serta absensi dapat digunakan secara efektif,” kata dia.
Pihaknya masih memiliki persediaan obat yang banyak di setiap puskesmas di Bandarlampung untuk melakukan fogging dan penggunaan bubuk abate.
“Secara bertahap, fogging, sosialisasi dan abatesasi akan terus dilakukan sehingga optimal dan berjalan beriringan. Bagi warga yang belum menerima bubuk abate langsung saja ke kecamatan, atau pun puskesmas bisa diminta gratis, tidak dipungut biaya,” kata dia.
Artikel ini ditulis oleh:

















