Malang, Aktual.com – Forum Akademisi Penggemar Sepakbola Indonesia (FAPSI) mendorong adanya pembenahan total stadion sepak bola di Indonesia yang aman, nyaman dan sesuai standar FIFA.
Untuk itu, FAPSI menggelar seminar nasional bertajuk Revolusi Infrastruktur dan Mitigasi Konflik: Pembenahan Total Stadion, Kerusuhan Suporter dan Mafia Bola, di Ascent Premiere Hotel, Malang, Rabu, (18/1/2023).
Dosen Fakultas Teknik Universitas Indonesia Dr. Anggoro Putro ST, M.Sc mendukung dilakukan pembenahan total stadion sepak bola Indonesia. Sebab, ke depan banyak even keolahragaan baik ditingkat nasional maupun internasional yang akan dilaksanakan di Indonesia sementara masih banyak stadion sepakbola yang belum memenuhi standar FIFA.
“Merujuk aturan FIFA, memiliki 11 standar yang membuat stadion tersebut layak menggelar pertandingan internasional yakni salah satunya pintu masuk dan keluar harus bisa dibuka dan ditutup dengan mudah untuk memudahkan akses masuk penonton,” ucap Anggoro.
“Pintu masuk dan keluar stadion wajib dirancang dengan memerhatikan aspek kemudahan setiap penonton bergerak, kemudian pintu stadion wajib didesain yang tahan tekanan banyak orang serta wajib memiliki pintu darurat,” sambungnya.
Anggoro yang juga Kepala Satker PPP Wilayah II Jawa Tengah Kementerian PUPR itu mengatakan, saat ini pihaknya diminta untuk mengaudit kondisi stadion di seluruh Indonesia pasca terjadi tragedi Kanjuruhan.
Hal yang disorot adalah bagaimana standarisasi stadion sepak bola itu harus memenuhi beberapa parameter yang sudah ditetapkan serta mempertimbangkan keamanan dan kenyamanan bagi para penonton, pemain maupun klub.
“Jangan sampai ada yang ketinggalan komponen-komponen misalkan dressing roomnya atau medical security-nya sampai dengan ticketing areanya itu harus dipikirkan. Jadi harus dipikirkan bagaimana penempatan-penempatan ini proper dan sesuai dengan apa yang menjadi kriteria dari FIFA,” tuntas Anggoro.
Sementara itu, dosen teknik sipil Universitas Mercu Buana, Jakarta, Ir. Madjumsyah Hariadi, MT mendorong agar organisasi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) melakukan pembenahan secara serius terhadap seluruh stadion yang ada di Indonesia.
Tragedi Kanjuruhan, menurutnya, harus dijadikan momentum untuk melakukan perbaikan stadion yang nyaman, aman bagi para penonton maupun pemain.
“Untuk mendapatkan stadion yang baik, nyaman dan aman harus diperhatikan dari sisi perencanaannya dulu. Perencanaannya itu kira-kira mau pakai material apa dan dia harus kuat, ada tahan terhadap pukulan benda keras,” ujar Mardjumsyah usai mengikuti diskusi.
“Terkait materialnya, kemudian sedemikian rupa, di desain perangkat-perangkat yang vital dalam stadion itu tidak bisa disentuh atau tidak bisa dirusak oleh penonton jika terjadi chaos, gempa bumi dan lain-lain,” sambungnya.
Mardjumsyah membeberkan masih banyak kekurangan yang stadion di Indonesia, salahsatunya yakni jumlah pintu exit atau pintu keluar evakuasi yang memadai saat terjadi sesuatu yang tidak dikehendaki.
“Kalau kekurangannya itu ya mungkin fasilitas salahsatunya tentang evakuasi bagaimana jika terjadi kerusuhan misalnya evakuasinya seperti apa, apakah sudah disediakan, apakah sudah ada komunikasi antara penyelenggara dengan penonton ataupun fans atau komunitasnya bagaimana mereka untuk mengevakuasi diri,” jelasnya.
Lanjut Mardjumsyah, keberadaan stadion menjadi sangat penting bagi sebuah pertandingan, berkaca dari negara-negara Eropa yang memiliki kualitas sepak bola yang lebih baik, tidak segan berinvestasi atau mengeluarkan biaya yang tidak sedikit.
“Kita bercermin ya, mereferensikan kepada negara-negara besar baik yang di Eropa maupun di Amerika, mereka tidak segan-segan untuk mengeluarkan biaya banyak untuk membuat sebuah stadion,” jelasnya.
“Stadion yang bagus pasti kita ketahui bersama stadion yang baik itu harus memenuhi standar FIFA dan mungkin ada tambahan-tambahan lagi dari menyesuaikan situasi dan kondisi di negara kita juga,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Tino Oktaviano