Jakarta, aktual.com – Pengamat Kepolisian dari ISESS, Bambang Rukminto menilai institusi kepolisian perlu bersikap transparan atau terbuka kepada publik saat menangani kasus-kasus khususnya terkait pemberantasan narkoba. Pasalnya dalam beberapa kasus, perkara yang sudah ditangani dan diekspos tersebut tiba-tiba menghilang. Sehingga hal tersebut akhirnya menjadi pertanyaan publik.
“Kalau polisi ingin mendapatkan kepercayaan kepada publik terutama dalam menanggulangi narkoba ini, transparansi itu sangat penting. Kalau kemudian kasus yang sudah diekspos, tiba-tiba hilang itu kan menjadi pertanyaan publik,” ungkapnya saat menghadiri dialog aktual yang berjudul “Siapa Bermain Dalam Bebasnya Tersangka NN Pemilik Tembakau Sintetis 37,5 Kg?”, Selasa (14/2) kemarin.
Selain perlu adanya transparansi publik, menurut Bambang, publik juga menuntut pengawasan yang ketat. Pasalnya persepsi yang muncul di masyarakat saat ini masih banyak oknum polisi yang bertindak kurang baik.
“Problem di kepolisian saat ini dan sejak dulu itu kan pengawasan. Saat ini dalih yang disampaikan kepolisian itu masih banyak oknum kepolisian yang lebih baik daripada yang jelek. Akan tetapi dalih ini tidak bisa diterima oleh masyarakat terutama dalam pengedaran narkoba,” ujarnya.
Sebab jika tidak adanya pengawasan yang ketat, menurutnya, masih terlalu banyak oknum-oknum kepolisian yang justru menjual-belikan pasal dan barang bukti.
“Kejahatan narkoba ini juga sering menjadi problem ketika oknum-oknum ini karena pengawasan yang minimal melakukan tindakan pelanggaran. Salah satunya jual-beli pasal, jual-beli barang bukti,” ungkapnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain