Jakarta, aktual.com – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyatakan program Kampus Mengajar merupakan salah satu solusi dalam mengakselerasi pemulihan pembelajaran pascapandemi COVID-19.

“Program Kampus Mengajar terbukti menjadi solusi mengakselerasi pemulihan pembelajaran siswa di sekolah pascapandemi,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kemendikbudristek Iwan Syahril di Jakarta, Sabtu (18/2).

Iwan menjelaskan Indonesia masih memiliki persoalan yaitu krisis pembelajaran atau learning crisis yang diperparah dengan learning loss akibat masa pandemi sehingga berpengaruh pada kemampuan literasi dan numerasi anak didik.

Hasil Asesmen Nasional pada 2021 oleh Kemendikbudristek menunjukkan bahwa satu dari dua peserta didik belum mencapai kompetensi minimum literasi dan dua dari tiga peserta didik itu juga belum mencapai kompetensi minimum numerasi.

Hal itu berarti meski sebagian besar sudah ada kesempatan untuk bersekolah namun belum banyak kesempatan mengembangkan kompetensi dasar yang diperlukan untuk masa depan anak didik.

Sementara kehadiran program Kampus Mengajar yang berfokus pada peningkatan kompetensi literasi dan numerasi dengan melibatkan mahasiswa sebagai mitra guru akan semakin mengembangkan strategi pembelajaran.

Mahasiswa yang memiliki inovasi, manajemen tim dan berpikir analisis mampu membuat strategi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan masing-masing sekolah sehingga akselerasi pemulihan pembelajaran bisa lebih maksimal.

Program Kampus Mengajar sendiri kini masuk ke angkatan ke-5 dengan melibatkan sebanyak 21.045 mahasiswa yang mengajar di 5.093 sekolah di Indonesia.

Sedangkan khusus di Ibu Kota, terdapat sebanyak 467 mahasiswa yang terlibat dan akan ditugaskan di 114 satuan pendidikan di berbagai wilayah di DKI Jakarta.

Mereka mendapat tugas untuk meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi siswa serta membantu proses pembelajaran dan manajerial sekolah sesuai dengan kebutuhan di sekolah penempatan.

Salah satu mahasiswa program Kampus Mengajar angkatan ke-5 adalah Hilal Dwi Cahyo yaitu seorang semester enam jurusan Pendidikan Guru SD di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan ditempatkan di SDN Grogol Utara 13 Pagi, Jakarta Selatan.

“Saya pikir ini bagus berdasarkan pengalaman teman-teman angkatan ke-4. Kehadiran mereka diperlukan untuk membantu sekolah dalam meningkatkan literasi dan numerasi sekaligus ilmu yang dipelajari di kuliah bisa dipakai di SD,” ujar Hilal.

Kepala Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta Muh Roji pun berharap hadirnya mahasiswa di sekolah bisa membuat peserta didik mendapat proses pembalajaran yang lebih baik.

Terlebih lagi, sekolah-sekolah di Provinsi DKI Jakarta sebagian besar sudah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka sehingga membutuhkan bantuan dan asistensi dari mahasiswa khususnya dalam adaptasi teknologi seperti penggunaan Platform Merdeka Mengajar (PMM).

“Harapan Saya, adik-adik bisa berbagi pengalaman, ilmu dan mengajarkan konten-konten pembelajaran terkini, juga berkolaborasi dengan kepala sekolah dan guru,” tegas Roji.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Rizky Zulkarnain