Beranda Internasional Rumah Sakit Indonesia di Turki Buka 24 Jam, Muhammadiyah Ajak Kader Jadi...

Rumah Sakit Indonesia di Turki Buka 24 Jam, Muhammadiyah Ajak Kader Jadi Penerjemah

Relawan Muhammadiyah yang membantu Rumah Sakit Lapangan Indonesia Emergency Medical Team (INA-EMT) di Turki (Dok. Muhammadiyah)

Turki, aktual.com – Rumah Sakit Lapangan Indonesia Emergency Medical Team (INA-EMT) secara resmi melibatkan kader Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah-‘Aisyiyah (PCIM/PCIA) Turki dalam penanganan korban penyintas gempa bumi. Mereka bertugas sebagai penerjemah dalam pelayanan pasien di rumah sakit lapangan INA-EMT. Sebelumnya sebanyak 23 orang dokter, perawat dan personil pendukung anggota EMT Muhammadiyah telah bergabung dengan INA – EMT dengan berangkat bersama tim pemerintah RI dari Jakarta.

Wakil Ketua Tim INA-EMT, dr. Corona Rintawan menjelaskan relawan Indonesia yang dikirimkan ke Turki, tidak semua fasih berbahasa lokal. Karena itu, menurutnya, diperlukan penerjemah untuk mempercepat dan mempermudah penanganan.

“Untuk mendukung pelayanan kesehatan rumah sakit lapangan Tim INA-EMT dibutuhkan para penerjemah,” tuturnya dalam siaran pers yang diterima Senin (20/2) siang.

Sebagai informasi, kunjungan pasien sejak hari pertama di Rumah Sakit Lapangan INA-EMT berjumlah 2 pasien. Di hari kedus berjumlah 9 pasien dan kemudian memasuki hari ketiga 119 pasien. Selanjutnya di hari keempat, ada 146 pasien. Nampak lonjakan yang cukup signifikan. Total hingga hari ini terdapat 276 pasien pada layanan rumah sakit lapangan INA-EMT.

Rumah Sakit Lapangan INA-EMT menggunakan 30 tenda darurat, dimana sekitar 18 tenda darurat merupakan fasilitas milik EMT Muhammadiyah yang dikoordinasikan oleh Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC).

Selain itu, alasan ditambahnya jumlah penerjemah juga dikarenakan jam operasional rumah sakit yang saat ini melayani pasien selama 24 jam. Hal itu sebagaimana yang disampaikan oleh Liaison Officer Tim INA-EMT Abdoel Malik.

“Dengan penambahan jumlah pasien yang signifikan, tentu 13 penerjemah yang sudah ada tidak mampu jika harus stand by 24 jam. Sehingga diputuskan untuk adanya penambahan penerjemah yang berasal dari PCIM dan PCIA Turkiye berjumlah 10 penerjemah,” ungkap Malik.

Sebagai informasi, di sekitar tenda pelayanan masih terjadi gempa susulan dengan dengan magnitudo 4,2 SR dan kedalaman 6,7 KM. Lokasi gempa susulan tersebut cukup dekat dengan lokasi rumah sakit lapangan INA-EMT, yakni 13 KM. Selain itu, suhu udara di Kota Hassa, tempa tim INA-EMT bertugas, berada di kisaran -4 derajat celcius hingga 10 derajat celcius.

Sumber listrik rumah sakit lapangan sementara masih memanfaatkan generator. Total terdapat 13 generator, 3 di antaranya merupakan generator milik EMT Muhammadiyah-Indonesia. Yang mana satu generator milik EMT Muhammadiyah-Indonesia sudah tidak bisa berfungsi karena kapasitas yang berlebih.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Megel Jekson