Jakarta, Aktual.co —  Kepala Bank Sentral Rusia Elvira Nabiullina mengatkaan bahwa Rusia akan kehilangan sekitar USD160 miliar pada ekspor minyak dalam setahun jika harga minyak berada di 45 dolar AS per barel.

“Penurunan harga minyak dari USD100 menjadi USD45 per barel, dalam estimasi kami, menyebabkan penurunan pendapatan ekspor minyak sekitar USD160 miliar per tahun,” ujar Nabiullina dikutip Aktual, Rabu (4/2).

“Ini adalah jumlah yang agak besar. Mengingat bahwa ekspor keseluruhan Rusia berjumlah sekitar USD500 miliar. Anda bisa membayangkan dampak jatuhnya harga minyak terhadap neraca pembayaran dan ekonomi Rusia,” kata kantor berita RIA Novosti mengutip pernyataan Nabiullina.

Sementara itu, kepala bank mengatakan bahwa beberapa indikator ekonomi menunjukkan bahwa tingkat inflasi mulai jatuh pada Januari.

“Inflasi akan mencapai puncaknya pada kuartal pertama dan akan tetap tinggi selama enam bulan pertama 2015, dengan penurunan lebih lanjut,” kata Nabiullina.

Deputi Menteri Ekonomi Alexei Vedev sebelumnya mengatakan bahwa inflasi mencapai 11,4 persen pada 2014 dan bisa melambung menjadi 17 persen dalam beberapa bulan.

Bank sentral mengatakan pada akhir bulan lalu bahwa inflasi tahunan pada Januari 2015 sebesar 13,1 persen. Namun demikian, Perdana Menteri Dmitry Medvedev berjanji bahwa pemerintah akan memantau kenaikan harga di pasar-pasar konsumen.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka