Jakarta, Aktual.com – Harga minyak anjlok sekitar lima persen ke level terendah dalam lebih dari setahun pada akhir perdagangan Kamis (16/3) WIB, karena kegelisahan atas Credit Suisse membuat pasar dunia ketakutan atas krisis perbankan dan mengimbangi harapan pemulihan permintaan minyak China.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei tergelincir 3,76 dolar AS atau 4,9 persen, menjadi menetap di 73,69 dolar AS per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman April jatuh 3,72 dolar AS atau 5,2 persen, menjadi ditutup di 67,61 dolar AS per barel, menembus level teknis 70 dolar AS.
Volatilitas minyak mentah Brent dan WTI mencapai level tertinggi dalam lebih dari satu tahun dan keduanya memasuki wilayah oversold secara teknis pada Rabu (15/3/2023). Kedua harga acuan minyak mentah mencapai level terendah sejak Desember 2021 dan telah jatuh selama tiga hari berturut-turut.
Pada Selasa (14/3/2023), kedua harga acuan turun lebih dari 4,0 persen, tertekan oleh kekhawatiran bahwa jatuhnya Silicon Valley Bank (SVB) minggu lalu dan kegagalan bank AS lainnya dapat memicu krisis keuangan yang akan membebani permintaan bahan bakar.
Tanda-tanda awal kembalinya stabilitas pasar memudar setelah investor terbesar Credit Suisse mengatakan tidak dapat memberi bank Swiss lebih banyak bantuan keuangan, membuat sahamnya dan ekuitas Eropa lainnya merosot.
“Tidak peduli apa aset risiko Anda: pada titik ini orang-orang menarik diri dari instrumen yang berbeda di sini,” kata Robert Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho di New York.
“Tidak ada yang ingin pulang dengan posisi besar pada apa pun hari ini. … Anda benar-benar tidak punya tempat untuk bersembunyi.”
Dana lindung nilai dilikuidasi karena kenaikan suku bunga dan ketidakpastian ekonomi, kata Dennis Kissler, wakil presiden senior perdagangan di BOK Financial, menambahkan bahwa tekanan berat pada saham AS Rabu pagi (15/3/2023) menambah likuidasi dana dalam minyak mentah.
Dolar AS juga menguat terhadap sekeranjang mata uang, membuat harga lebih mahal bagi pemegang mata uang tersebut untuk membeli minyak mentah.
Menambah bearishness di pasar, stok minyak mentah AS naik 1,6 juta barel pekan lalu, data pemerintah menunjukkan, lebih besar dari perkiraan kenaikan 1,2 juta barel dalam jajak pendapat Reuters dari para analis.
Stacey Morris, kepala riset energi di perusahaan analitik data VettaFi, mengatakan harga minyak akan tetap lemah dalam jangka pendek, mengingat ketidakpastian saat ini, menambahkan bahwa mungkin ada peluang pembelian.
Minyak telah menguat di awal sesi didukung angka yang menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi China meningkat dalam dua bulan pertama tahun 2023 setelah berakhirnya langkah-langkah penahanan COVID-19 yang ketat.
Laporan bulanan Rabu (15/3/2023) dari Badan Energi Internasional memberikan dukungan dengan mengisyaratkan dorongan yang diharapkan untuk permintaan minyak dari China, sehari setelah OPEC meningkatkan perkiraan permintaan China untuk tahun 2023.
Artikel ini ditulis oleh:
Arie Saputra