Beranda Nasional Ketum PP Muhammadiyah Himbau Warganya Tidak Ikut Demo Berjilid-Jilid

Ketum PP Muhammadiyah Himbau Warganya Tidak Ikut Demo Berjilid-Jilid

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nasir (tengah) memberi keterangan kepada awak media di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (16/9)
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nasir (tengah) memberi keterangan kepada awak media di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (16/9)

Malang, aktual.com – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir menghimbau warganya untuk melakukan reorientasi gerakan dengan mengutamakan pendekatan yang proaktif-konstruktif-positif, bukan justru pendekatan yang reaktif-konfrontatif. Haedar pun berpesan agar warga Muhammadiyah menghindari gerakan massa yang serba komunal, seperti demonstrasi.

“Ini strategi. Kenapa saya selalu mengerem warga Muhammadiyah untuk tidak ikut-ikut pada gerakan aksi masa yang kok ga habis-habisnya. Aksi masanya sudah selesai, tahun belakang reuni aksi masa. Itu cermin dari gerakan komunal yang tidak bisa bergerak secara stategis. Jujur saja,” kata dia dalam pembukaan Pengajian Ramadan 1444 H di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sabtu (25/3) kemarin.

Haedar bahkan menilai aksi demonstrasi yang dilakukan berjilid-jilid tersebut, tidak hanya tidak produktif bagi kemajuan umat. Aksi tersebut sangat rawan untuk dipolitisasi.

“Maka kami ingatkan jika aksi masa itu genuine, itu memang niscaya harus dilakukan. Tapi kalau reuni-reuni, itu sudah pasti politis, ada yang berkepentingan. Ada macem-macemlah. Memang (sangat) heroik, tapi kasihan, banyak dari mereka pulang dari aksi masa, pulang ke rumah, itu cari makan aja susah. Muhammadiyah harus tidak seperti itu. Kita harus produktif. Ya kalau situasi untuk masa itu bergerak, masa sih Muhammadiyah itu diam? Tapi jangan terus reproduksi aksi masa,” tegasnya.

Haedar justru mengajak warga Muhammadiyah untuk berfokus mengurus dengan baik jamaah dan masjid Muhammadiyah di cabang atau rantingnya masing-masing.

“Maka lihat Bapak Ibu di daerah di cabang, jamaah kita hidup nggak? Masjid kita hidup nggak? Introspeksi diri, jangan-jangan kita tidak tekun ngurus masjid. Alhamdulillah, lima tahun ini ada gerakan kembali merebut Gerakan Jamaah Dakwah Jamaah. Dan Muhammadiyah harus hadir di situ,” tutur dia.

Seperti diketahui, pasca Muktamar ke-47 dan ke-48, Muhammadiyah semakin spesifik menyasar program pelayanan sosial, pemberdayaan umat, hingga jihad ekonomi dan internasionalisasi.

Artikel ini ditulis oleh:

Megel Jekson