Oleh: Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA

Jakarta, aktual.com – Maklum bersama, bahwa tujuan dari berpuasa adalah menumbuhkan dan merawat taqwa dalam jiwa. Allah SWT berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya” Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. (QS. Al-Baqarah: 183).

Kata taqwa dan derivasinya dalam Al-Qur’an terdapat dalam 240 tempat. Hal ini menunjukkan betapa tinggi nilai dan urgensi taqwa dalam ajaran Islam. Taqwa adalah basis bangunan ajaran Islam. Karena itu, pesan taqwa terdapat pada ajaran seluruh Nabi dan Rasul. Allah SWT berfirman:

وَلَقَدْ وَصَّيْنَا الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَإِيَّاكُمْ أَنِ اتَّقُوا اللَّهَ

dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertakwalah kepada Allah. (QS. An-Nisa’: 131).

Implementasi taqwa adalah menghadirkan tameng atau penghalang seseorang dari adzab Allah SWT. Tameng tersebut dalam bentuk ketaatan terhadap perintah-perintahNya dan meninggalkan larangan-laranganNya.

Allah SWT berfirman:

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (QS. Ali Imran: 102).

Ibnu Mas’ud menjelaskan makna taqwa dalam ayat tersebut adalah: “saat Allah SWT senantiasa ditaati dan tidak didurhakai, diingat dan tidak dilupakan, disyukuri nikmat-nikmatNya dan tidak dikufuri”. (Tafsir At-Thabari (7/65)).

Al-Qur’an menyampaikan bahasan taqwa dalam beragam metode dan ulasan. Diantara metode tersebut adalah metode perintah, metode penjelasan ganjaran dan siksaan, metode deskripsi sifat-sifat orang yang bertaqwa, dan beragam metode lainnya. Keragaman metode tersebut menggambarkan betapa besar urgensi taqwa. Dan itu berarti, Al-Qur’an tengah mengarahkan kaum muslimin agar memberikan perhatian besar terhadap tema taqwa.

Metode perintah untuk bertaqwa terdapat kisaran pada 81 tempat dalam Al-Qur’an. Diantaranya perintah untuk semua manusia, perintah untuk orang mukmin, perintah untuk Nabi Muhammad saw, dan perintah kepada umat-umat terdahulu. Metode perintah ini seperti dalam ayat-ayat berikut:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً

Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. (QS. An-Nisa’: 1).

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.

Metode penjelasan imbalan bagi yang taqwa dan ancaman bagi yang tidak, banyak diangkat dalam Al-Qur’an. Seperti dalam ayat:

وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ

Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Hujurat: 12).

وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaan-Nya. (QS. Al-Baqarah: 196).

Metode deskripsi sifat-sifat orang bertaqwa seperti dalam ayat:

ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ. الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ. وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالْآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ

Artinya: “Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka. dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat”. (QS. Al-Baqarah: 2-4).

Selain ulasan tentang urgensi, aspek lain yang dapat mendorong seseorang untuk menghiasi diri dengan taqwa adalah mengetahui manfaat dan buah taqwa. Al-Qur’an mengulas panjang berbagai manfaat dan buah taqwa, diantaranya:

  • Jalan keluar (solusi) dan rizki yang tak terduga, seperti disebutkan dalam ayat:

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا. وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

Artinya: “Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya”. (QS. At-Talaq: 2-3).

  • Kemudahan dalam hidup, seperti disebutkan dalam ayat:

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا

Artinya: “Dan barang -siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya”. (QS. At-Talaq: 4).

  • Pertolongan dan dukungan dari Allah SWT, seperti disebutkan dalam ayat:

وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ

Artinya: “Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah, bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa”. (QS. Al-Baqarah: 194).

  • Keberkahan dari Allah SWT yang datang melalui sisi langit dan bumi, seperti dalam ayat:

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Artinya: “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”. (QS. Al-A’raf: 96).

  • Perlindungan Allah SWT dari segala bahaya musuh, seperti dijelaskan dalam ayat:

وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا ۗ إِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ

Artinya: “Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi Jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan”. (QS. Ali Imran: 120).

  • Penjagaan Allah SWT kepada anak dan keturunan, seperti digambarkan dalam ayat:

لْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا

Artinya: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”. (QS. An-Nisa’: 9).

Ayat tersebut berisi pesan bagi para orang tua yang khawatir terhadap anak dan keturunan mereka jika dalam kondisi lemah. Ketaqwaan orang tua kepada Allah SWT dalam segala urusan, dapat berbuah penjagaan bagi anak dan keturunannya.

  • Selamat dari siksa dan hukuman di Dunia, seperti yang disebutkan dalam ayat:

وَأَمَّا ثَمُودُ فَهَدَيْنَاهُمْ فَاسْتَحَبُّوا الْعَمَىٰ عَلَى الْهُدَىٰ فَأَخَذَتْهُمْ صَاعِقَةُ الْعَذَابِ الْهُونِ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ. وَنَجَّيْنَا الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ

Artinya: “Dan adapun kaum Tsamud (kaum nabi Saleh), maka mereka telah Kami beri petunjuk tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan) daripada petunjuk, maka mereka disambar petir azab yang menghinakan disebabkan apa yang telah mereka kerjakan.  Dan Kami selamatkan orang-orang yang beriman dan mereka adalah orang-orang yang bertakwa”. (QS. Fushilat: 17-18).

  • Dihapusnya dosa-dosa sebab taqwa kepada Allah SWT, seperti dijelaskan dalam ayat berikut:

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا

Artinya: “…dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipat gandakan pahala baginya”. (QS. At-Talaq: 5).

Semoga pengetahuan tentang urgensi dan manfaat taqwa mendorong seseorang untuk terus semangat berpuasa dan beribadah, sehingga taqwa semakin tumbuh dan terawat dalam jiwa. Aamiin.

(Yakesma)

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain