Pongki Nangolngolan. H (Pranata Humas Ahli Muda Kementerian Perdagangan RI)
Kegiatan Public Relation dengan Opini public sangatlah erat kaitannya satu sama lain. Keduanya tak dapat dipisahkan begitu saja. Ada opini public karena ada kegiatan kehumasan begitu juga sebaliknya, ada kegiatan PR yang akhirnya menciptakan Opini public terutama opini yang baik bagi perusahaan atau instansi .
Kegiatan PR adalah membantu menjembatani hubungan antara perusahaan atau instansi kepada public external maupun internal. Kegiatan PR pada awalnya hanyalah berfungsi memberikan informasi kepada public internal ke public external , kemudian berubah menjadi bagian dari strategi untuk membentuk opini public yang baik untuk mengangkat citra perusahaan dimata public. Sehingga pada saat ini kegiatan PR menjadi senjata ampuh untuk mempengaruhi opini public kepada perusahaan.
Citra harus dikelola dengan baik,Public Relations merupakan komponen organisasi yang melakukan pengelolaan citra secara sistematis.Tugas PR adalah melakukan upaya dalam menyampaikan isi pernyataan kepada khalayak sasarannya. agar public internal dan eksternalnya minimal tidak merugikan dan maksimal member keuntungan secara terus-menerus kepada organisasi (Hoeta Soehoet, 2003). Dengan sudut pandang terpusat pada upaya pembentukan opini publik yang baik serta evaluasi terhadap upaya tersebut untuk perkembangan organisasi, Cutlip & Center (dalam Gruning 1998, 2003) mengatakan.
Fungsi PR adalah sebagai agen pembentuk opini publik. PRSA (Public Relations Society of America) mendefinisikan tugas PR sebagai agen yang menghubungkan organisasi dengan publiknya. Berdasarkan definisi tugas PR, komponen utama yang harus dibangun oleh pada PR adalah citra organisasi. Citra organisasi dibangun dari elemen visual, verbal dan perilaku yang menjadi cerminan aktualisasi dari visi pemimpin organisasi yang terintegrasi dengan misi dan rencana strategik organisasi.Citra organisasi juga merupakan cerminan identitas organisasi yang akan membangun nama baik organisasi Dari penjelasan di atas, jelaslah bahwa citra harus dikelola melalui dialog dan hubungan baik dengan khalayak organisasi.Pengelolaan citra juga dipengaruhi oleh budaya organisasi, yaitu system nilai / pola perilaku kolektif sekumpulan orang yang saling mempengaruhi melalui komunikasi.
Artikel ini ditulis oleh:
Tino Oktaviano