Jakarta, aktual.com – Direktur Riset Trust Indonesia, Ahmad Fadhli menyarankan Partai Nasdem untuk segera keluar dari koalisi pemerintahan Jokowi demi menjaga tren bagus elektabilitas partai tersebut. Fadhli beralasan dengan keluarnya Partai Nasdem dari koalisi, maka publik percaya bahwa Nasdem memang serius mendorong citra perubahan yang diusungnya selama ini.
“Agar elektabilitas Partai Nasdem tetap bertahan atau bertambah maka sebaiknya Partai Nasdem segera menentukan sikapnya untuk berada di luar kekuasaan. Jadi Partai Nasdem itu semestinya tidak perlu mempertahankan diri berada di dalam kabinet pemerintahan Jokowi. Karena dengan mundurnya Partai Nasdem dari kabinet Jokowi itu menandakan bahwa Partai Nasdem benar-benar serius melakukan perubahan,” ujar dia dalam keterangan kepada awak media, Minggu (21/5) sore.
Apalagi dengan penetapan Johny Plate sebagai tersangka korupsi, elektabilitas partai Nasdem pasti akan terancam. Fadhli percaya fakta tersebut akan dikapitalisasi menjadi isu negatif yang berpotensi menurunkan elektabilitas partai Nasdem.
“Ketika penangkapan Johny Plate sebagai tersangka, sesungguhnya itu tidak akan mempengaruhi pencapresan Anies melainkan justru akan mempengaruhi elektabilitas partai Nasdem itu sendiri. Yang paling ditakuti, isu negatif ini dikapitalisasi menjadi isu yang dapat menurunkan elektabilitas partai Nasdem. Jadi jika dilakukan survei, hipotesisnya adalah elektabilitas partai Nasdem akan menurun dibandingkan dengan periode sebelumnya,” jelasnya.
Fadhli pun menyarankan Nasdem sesegera mungkin menyatakan diri keluar dari kabinet pemerintahan Jokowi. Pasalnya, jika dilakukan sebelum pengumuman reshuffle kabinet, maka Nasdem tentu akan mendapatkan apresiasi publik karena berani bersikap jantan dan lantang terhadap pemerintahan Jokowi.
“Jadi sebaiknya sebelum dilakukan reshuffle oleh Presiden Jokowi, sebaiknya Ketum Partai Nasdem secara gentle menyatakan diri untuk keluar dari kabinet Jokowi. Karena sesungguhnya jika masih berada dalam kabinet, maka partai Nasdem itu akan dianggap sebagai partai yang oportunis. Pada satu sisi, sudah melakukan korupsi tetapi di sisi lain tetap menginginkan kekuasaan dari pemerintahan Jokowi saat ini. Momentumnya sangat bagus sebelum dilakukan reshuffle,” ungkap dia.
Terlebih menurut kandidat Doktor ini, partai Nasdem adalah partai yang paling mendapatkan efek ekor jas atau coattail effect dari pencapresan Anies Baswedan. Jika Merujuk survei Trust Indonesia pada Februari lalu, partai Nasdem berhasil memperoleh coattail effect hampir sekitar 5 persen. Dengan keluar dari koalisi dan memperkuat dukungan terhadap Anies Baswedan, ungkapnya, berarti partai Nasdem serius untuk menggalang dukungan dari para pemilih Capres Anies Baswedan yang identik dengan antitesis Presiden Jokowi.
“Nasdem memperoleh coattail paling besar (dari pencapresan Anies Baswedan). Dari survei yang dilakukan Trust Februari lalu, Nasdem mendapatkan coattail hampir 5 persen dibandingkan PKS dan Partai Demokrat yang rata-rata di bawah 1 persen,” tutur dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain