Washington, aktual.com – Sejumlah pejabat senior Amerika Serikat dan China mengadakan pembicaraan “bebas dan produktif” di Beijing pada Senin (5/6), kata Departemen Luar Negeri AS.
Pembicaraan itu diadakan saat Washington berusaha untuk membangun keterlibatan diplomatik tingkat tinggi antara kedua negara meskipun ketegangan meningkat.
Juru Bicara Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby menyebut pertemuan, yang melibatkan Asisten Menteri Luar Negeri Amerika Serikat untuk Urusan Asia Timur dan Pasifik Daniel Kritenbrink, itu sebagai upaya untuk “membuat kemajuan dalam hal membuka jalur komunikasi tambahan.”
Pembicaraan itu terjadi setelah para pejabat AS pekan lalu mengakui bahwa William Burn, Direktur Badan Intelijen Pusat AS dan salah satu orang kepercayaan Presiden Joe Biden, mengunjungi China pada Mei.
Namun, komunikasi antara militer AS dan China masih tertutup. Selain itu , tidak ada tanda-tanda perbaikan hubungan bilateral sejak hubungan kedua negara mencapai titik terburuk tahun ini setelah Washington menembak jatuh apa yang mereka sebut sebagai balon mata-mata China yang terbang di wilayahnya.
Pertemuan terbaru AS-China di Beijing membahas berbagai topik, termasuk kekhawatiran AS atas stabilitas di Selat Taiwan dan masalah hak asasi manusia. Para pejabat AS menegaskan bahwa Washington akan “bersaing dengan penuh semangat dan membela” kepentingan dan nilai-nilainya, menurut Departemen Luar Negeri AS.
Kritenbrink bertemu dengan Wakil Menlu China Ma Zhaxu dan Direktur Urusan Amerika Utara Kementerian Luar Negeri China Yang Tao, dengan didampingi Direktur Senior Dewan Keamanan Nasional AS untuk Urusan China dan Taiwan Sarah Beran dan Duta Besar AS untuk China Nicholas Burns, menurut departemen itu.
Kementerian Luar Negeri China pada Selasa mengatakan kedua pihak mengadakan “komunikasi yang bebas, membangun dan bermanfaat” untuk perbaikan hubungan Sino-AS dan manajemen yang tepat serta pengendalian perbedaan pendapat kedua negara.
China mengklarifikasi “posisi resmi terhadap Taiwan” dan isu-isu prinsip utama lainnya serta kedua negara sepakat untuk melanjutkan komunikasi, kata kementerian itu.
Beijing menyebut Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri sebagai provinsi pemberontak yang akan dipersatukan kembali dengan China daratan, bahkan jika perlu dengan kekerasan.
Kirby dalam konferensi pers di Washington mengatakan bahwa pejabat AS menggunakan pertemuan itu untuk menyatakan kekhawatiran atas pencegatan yang “tidak aman dan tidak profesional” oleh militer China baru-baru ini.
Komando Indo-Pasifik AS mengatakan pada pekan lalu bahwa jet tempur China melakukan “manuver agresif yang tidak perlu” saat mencegat pesawat pengintai militer AS di wilayah udara internasional di atas Laut China Selatan pada akhir Mei.
AS juga menuduh kapal perang China melintasi jalur kapal AS yang sedang mengadakan latihan gabungan dengan angkatan laut Kanada di Selat Taiwan.
“Terutama saat-saat tegang, ketika ada risiko kesalahan perhitungan … saat itulah anda ingin dapat melakukan pembicaraan,” kata Kirby.
“Sekarang kunjungan ini sangat sesuai dengan upaya kami yang lebih besar dan lebih lama untuk menjaga jalur komunikasi dengan (China) tetap terbuka, dan kami akan lihat arah selanjutnya setelah pembicaraan ini,” ujarnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Rizky Zulkarnain